Toleransi adalah merupakan suatu keharusan yg wajib di miliki oleh setiap manusia dalam mengarungi kehidupan ini. tanpa toleransi kehidupan akan mengalami kesemrawutan yg sangat parah mengingat kecenderungan manusia yg begitu beragam, seseorang tak dapat memaksa orang lain untuk mengikuti kecenderungannya manakala dia sudah memiliki kecenderungan yg telah menjadi pilihan bagi hidupnya, hal ini berlaku mulai dr skala kecil setingkat keluarga maupun dalam skala yg lebih luas lagi.
Kita lihat segala pergolakan yg terjadi di negara ini, beberapa waktu lalu kerusuhan demi kerusuhan timbul, perbedaan kecil yg seharusnya bisa dengan mudah di atasi malah berubah menjadi konflik yg tiada berujung bahkan yg lebih tragis lagi adlah ketika sekelompok manusia tega membunuh manusia lainnya atas nama ideologi tertentu. lihatlah kerusuhan di aceh, ambon, pontianak, poso dan daerah lainnya lalu lihat pula bom demi bom yg kerap terjadi yg membuat kesedihan dan kepedihan begitu tumpang tindih yg akibatnya adalah tercabik-cabiknya keharmonisan, keserasian dan keseimbangan kehidupan.
Ya segala peristiwa itu lahir dr manusia-manusia yg buta sama sekali akan ma'na toleransi!
Sesungguhnya kita tidak faham sepenuhnya akan hakikat kehidupan ini sehingga apa maksud dr iblis yg tidak toleran saja pada adam ketika Allah memerintahkannya bersujud supaya tidak ada sejarawan manapun yg menceritakan permusuhan yg begitu abadi? kenapa pula qabil tidak toleran saja pada habil supaya tidak terjadi pembunuhan pertama yg begitu di kenal dlm sejarah kehidupan? itu adalah bintik-bintik hitam yg tidak dapat di hapus oleh air dalam kehidupan apapun.
Sayang duhai sayang, ketiadaan toleransi tidaklah berubah oleh pergantian masa, suasana, ruang dan waktu. di suatu zaman kita mengenal adanya namrudz, fir'aun, jalut, herodes, abu jahal dan abulahab yg merupakan butawan-butawan toleransi dr zaman, suasana, ruang dan waktu yg berbeda, demi Tuhan wajah kehidupan begitu kelam jika kt sempat membaca sejarah mereka semua.
Jika kita bisa melihat kehidupan masalalu lewat pintu sejarah, di zaman sekarang begitu banyak informasi yg kita tau dr banyak media tentang masih adanya para butawan toleransi yg tidak kalah mengerikan dr generasi yg telah lalu, ada george w bush, jhon howard, toni blair, polpot serta saddam hussain yg br beberapa taun lalu meninggal dan manusia-manusia menjijikan lainnya yg angan kitapun bahkan enggan utk mengingatnya.
Ada juga para pembunuh toleransi yg mengatas namakan islam dan jihadnya, alasan apapun tidak akan di benarkan oleh islam ketika osama bin laden-jika benar dia yg menjadi otaknya-menghancur leburkan dua menara kembar di WTC yg mengakibatkan ribuan manusia tewas secara mengenaskan, lalu ada juga imam samudra, amrozi, ali ghufron dan semacamnya yg ketika hidupnya selalu meneriakkan takbir dg lantang di setiap kesempatan. apa yg mereka fikirkan ketika bertakbir dan apa pula yg mereka fikirkan jika melihat ribuan manusia menangis pilu akibat ulah mereka? Demi Tuhan mereka adalah manusia-manusia pendosa jika para madzhlum tidak berkenan memaafkan mereka.
Mari kita belajar toleransi lewat pintu islam, Nabi suci Muhammad Saaw bersabda dlm salah satu haditsnya bahwa dirinya di utus dg membawa agama yg lurus dan penuh toleransi, dg toleransi beliau berhasil membawa sebagian besar bangsa arab yg terkenal dg fanatik kesukuannya berlabuh ke dalam pelukan islam, kita dapat membayangkan ketika kekuasaan telah berada dlm genggamannya yg memungkinkan beliau dapat memaksa siapapun utk memeluk islam namun beliau tdk melakukannya dan membiarkan yahudi bebas melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak berkhianat dan bikin onar di dalam daerah kekuasaan beliau. jika demikian perlakuan beliau terhadap manusia yg berbeda keyakinan, terhadap ummatnya tentu lebih dari itu, maka pantaslah jika di katakan bahwa kehidupan Nabi adalah kehidupan terbaik sepanjang zaman, sebelum atau zaman sesudah kehidupan beliau.
Beberapa waktu berselang tibalah sebuah zaman di mana penghianatan terhadap toleransi tumbuh benih demi benih, perang demi perang berkobar di antara sesama muslim, munculnya nabi-nabi palsu, timbulnya firqoh-firqoh dll yg tidak di ragukan lagi telah membawa dampak psikologis dalam jiwa umat islam hingga masa kini. di waktu itu timbul kelompok khawarij di susul syiah dan muncul pula kelompok sunni (ahl sunnah wal jamaah) dan berbagai kelompok lainnya yg hampir semuanya tidak mengenal kata toleransi terhadap kelompok lainnya. sungguh kita patut bersedih dg apa yg telah terjadi dan sungguh tidak ada hikmah apapun dg bermunculannya kelompok-kelompok itu bila sikap toleran tidak di kembangkan.
Kita menyadari sepenuhnya bahwa perbedaan dlm hal apapun adalah sebuah keniscayaan yg susah utk di elakkan, mengingat latar belakang pemikiran, pendidikkan, lingkungan dan realitas yg ada tp itu semua bukanlah alasan yg bisa menjadi keabsahan untuk menyudutkan, memojokkan dan bahkan menganggap sesat yg berbeda dg kita, yg perlu kita kembangkan di sepanjang sikap toleran kita adalah bahwa kebenaran mutlak hanya milik Allah semata, manusia dalam kelompok apapun tidak boleh menghukumi kelompok lainnya berdasar firman Tuhan dlm al-isro' ayat 84 di situ di tegaskan semua akan beramal menurut kecenderungan masing-masing biarlah nanti Tuhan saja yg mengetahui siapa yg paling benar jalannya. yg kita perlukan adalah sikap toleran, tidak memonopoli kebenaran dan tawadhu' terhadap sesama muslim karena bagaimanapun mereka semua berada dlm kafilah pencari kebenaran.
Alquran yg abadi dalam surah alhujurat aya 10 menggambarkan tentang perlunya ishlah antara sesama muslim karena mereka semua adalah saudara dalam iman, kemudian secara lugas Alquran pun meminta pada seluruh muslim untuk tidak menghina suatu kaum/kelompok/firqoh di sebabkan boleh jadi kelompok yg di hina justru lebih baik dari yg menghina, tidak layak pula bagi sesama muslim untuk saling memburuk-burukkan yg lain dg cara menerapkan istilah-istilah yg buruk bagi yg lainnya, cukuplah ayat ini sebagai bukti akan wajibnya toleransi terhadap kelompok-kelompok yg berbeda dan itu merupakan syarat mutlak bagi terciptanya persatuan seluruh umat islam.
Alangkah indah jika ayat tersebut di jadikan pedoman bagi seluruh kelompok yg ada dalam lingkungan islam, kita bisa ilustrasikan islam sebagai taman bunga, berwarna warni, semua terlihat indah dg aneka warna dan aroma yg semuanya bisa menjadi satu kesatuan dalam keindahan yg manusia akan terpesona dan ingin memetik salah satunya. betapa luas samudra islam sehingga sungai apapun akan bermuara padanya melalu jalur yg berbeda-beda.
Terahir dari apa yg ingin saya tuliskan di sini adalah sabda Nabi yg mulia ketika menyikapi siapa di antara kelompok-kelompok yg akan selamat, Nabi menyebutkan mereka adalah ahl shofa wal-wafa', yai itu manusia-manusia yg jernih hatinya lagi pemurah. Saya kira ahl shofa wal-wafa' bisa terdapat dalam kelompok manapun mengingat Nabi tidak menyebutkan secara pasti kelompok mana yg akan selamat di akhirat kelak. Wallahu a'lam wa-'ilmuhu atam.
Salam