Kamis, 29 Januari 2009

Catatan pagi

Daripada mikir yang tidak-tidak lebih baik menulis walau sengawur apapun.

Komentar saya di situs Jaringan Islam Liberal dalam editorial yang di tulis Abd Moqsith Gazali, yang berkaitan dengan ultah NU yang ke 83 ternyata ada yang doyan juga untuk menanggapi. Dalam komentar tersebut saya memaparkaran fenomena dalam tubuh Islam, yang meniscayakan adanya keberbagaian Madzhab. Saya melegalkan adanya keberbagaian Madzhab setelah membaca adanya sinyalemen dari Hadits Rasul yang berbunyi "ikhtilafu ummati rahmatatun, perbedaan ummatku adalah rahmat. Hadits tersebut di riwayatkan oleh Nasar Al-Maqdisi secara marfu' dalam kitabnya yang berjudul Al-Hujjah, demikian juga Al-Baihaqy meriwayatkan dari Qosim bin Muhammad dalam Al-Madkhal dan Yahya bin Said meriwayatkan dari Umar bin Abd Aziz.

Sinyalemen ke dua adalah Hadits Nabi yang berbunyi "innakum fi zamanin man 'amila minkum 'usyro ma umiro bihi halaka, tsumma ya'-tii zamanun man 'amila minkum bi'usyri ma umiro bihi naja. Sesungguhnya kalian (sahabat) berada pada zaman di mana jika diantara kalian mengamalkan agama sebanyak 80% dari ajarannya maka kalian akan celaka, kemudian akan datang suatu zaman yang jika diantara kalian mengamalkan ajaran agama 20% saja maka kalian akan selamat. Hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Fitan Hadits nomor 192. Sinyalemen terahir dari Rasulullah ini meniscayakan adanya pergeseran kualitas keberagamaan umat islam dari yang paling sempurna seperti sahabat-sahabat Rasulullah, sampai keberagamaan yang asal beragama seperti yang terlihat pada kebanyakan orang di zaman ini, dengan kata lain seorang yang beragama islam sepeninggal Rasulullah tidaklah harus 100% mengikuti beliau dalam hal ibadah, ahlak, jihad, peneraman hukum dlsb.

Saya yakin seyakin-yakinnya siapapun dia adanya, sesuper apapun tingkat keislamannya tidak bakal mampu mengejar tingkat keislaman seperti Islamnya Rasulullah SAAW.

Sabtu, 24 Januari 2009

Misteri pemikiran

Celine Dion begitu syahdu menyanyikan lagu ini; my heart will go on; hatiku ingin beranjak. Judul lagu yang di nyanyikan Celine Dion itu seirama dengan suasana hatiku saat ini yang juga ingin beranjak. Hatiku ingin beranjak ke tempat yang sangat jauh, ke tempat yang belum pernah di diami oleh apapun, ke tempat di mana nama Tuhan tidak lagi terdengar menyeramkan, ke Tempat di mana Tuhan adalah kekuatan dahsyat yang tak perlu lagi di takuti, ke tempat yang tiada lagi pembahasan tentang neraka yang begitu menakutkan hati; syurga yg begitu menggiurkan hati, ke tempat di mana tidak lagi terdengar dogma-dogma kafir musyrik dan murtad mulhid, ke tempat di mana hati, akal, fikiran dan seluruh raga ini bisa menyatu dalam kedamaian yang abadi.

Malam makin kelam di tingkahi hujan nan rintik beriak. Satu demi satu suara-suara syahdu Celine Dion, Mariah Carey, Agnes Monica, Siti Nur Haliza, Rossa, Jewel dan Britney Spears mengantarkan Aku pada suasana yang semakin tak menentu, menggelamayar laksana bintang yang kadang berkelip dan kadang enggan.

Di saat kalut seperti ini tiba-tiba hati dan fikiranku teringat akan seseorang yang bernama Yesus Al-masih, air mata tak terasa berlinang dalam mengenangnya. Sejarah manusia agung itu sejak lama mengisi dalam bingkai hatiku dan menawan pemikiranku selain manusia agung lainnya yaitu Muhammad SAAW.

Betapa tidak, manusia agung itu di lahirkan tanpa seorang bapak, membaktikan seluruh hidupnya pada Ibundanya sebelum berpindah pada kebaktian total pada Tuhannya. Manusia agung itu tidak pernah di risaukan oleh apapun, tidak punya seorang istri yang akan membuat hatinya terus menerus prihatin, tidak di punyainya anak yg akan membuatnya risau hari demi hari, makan sekedar apa yang dapat di temuinya, tidak di punyainya rumah untuknya berteduh.

Dialah Yesus sang manusia agung yang di suatu hari setelah hidupnya berahir fitnah kejam dari sebagian manusia bertubi-tubi menghantam kemuliaannya dengan menganggapnya sebagai Tuhan. Dialah Yesus manusia agung yang selama hidupnya menebarkan kasih di seluruh penjuru bumi. Dialah Yesus yang pernah bersabda bahwa betapapun besar kasihku pada mahluk Tuhan tapi aku tidak akan tinggal diam untuk mengadili mereka yang telah menuhankan aku di pengadilan ahirat kelak. Dialah Yesus yang pernah berkata; jika ada yang menampar pipi kirimu maka berikanlah pipi kananmu. Dialah Yesus yang namanya akan tetap abadi bersanding dengan nama manusia-manusia agung lainnya.

Tulisan ini sepertinya tidak sinkron antara judul dan isi, ma'lum suasana hati sedang berada di titik nadir senadir-nadirnya. Daripada semakin lama semakin nggaladrah lebih baik berhenti dan berganti aktivitas, shalat malam.

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa-aali Muhammad wa-'alaa 'Isa 'alihim salaam.

Jumat, 23 Januari 2009

Euphoria Obama

Dunia begitu gegap gempita menyambut terpilihnya Barrack Husein Obama sebagai presiden yg ke 44 dari negara Amerika serikat. Kerinduan akan adanya kedamaian abadi di seluruh dunia melalui perbaikan di bidang ekonomi, keamanan, keadilan serta tegaknya nilai-nilai HAM di dunia internasional membuat masyarakat dunia berharap penuh pada sosok manusia kulit hitam itu.

Tak urung seluruh media televisi yg ada di Indonesia juga tidak bosan-bosannya mengulas profil Obama yg nota-bene pernah tinggal beberapa tahun di Indonesia semasa kecilnya, puncaknya pada acara inaugurate Obama tanpa kecuali seluruh televisi Indonesia secara serentak menayangkannya, seoalah-olah betul-betul ada ikatan emosional yg kuat antara Indonesia dan pribadi Obama sehingga dengan terpilihnya obama akan ada kebijakan-kebijakannya secara husus yg akan menguntungkan Indonesia. Walaupun belum ada bukti kongkritnya bolehlah masyarakat Indonesia sedikit berharap. Padahal bisa jadi Obama sendiri justru telah lupa sama sekali pada Indonesia, negeri yg pernah di diaminya semasa kecil ini.

Memori masa kecil bisa terlupakan sama sekali oleh segala pergulatan hidup sehari-hari yg di hadapi Obama. Jangankan Obama, itu terlalu jauh, di Indonesia sendiri banyak contoh orang-orang desa yg menemui kesuksesan dalam perantauannya di Jakarta, entah itu menjadi pejabat, pengusaha, artis dlsb yg lupa pada tanah kelahirannya. Boro-boro akan berperan penting dalam memajukan tanah kelahirannya, sekedar menginjakkan kaki di tanah kelahirannya itupun tidak lagi di lakukannya.

Obama tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga yg multi ragam, ayahnya berkewarga negaraan kenya beragama Islam, ibunya warga negara Amerika beragama kristian, punya ayah tiri berkewarga negaraan Indonesia, adiknya yg bernama Maya sutoro kini menikah dengan warga negara Kanada dan Obama sendiri berkewarga negaraan Amerika. Melihat fakta yg ada dari kehidupan Obama beberapa pengamat memprediksi Obama akan lebih peka dalam menangani segala persoalan hususnya menyangkut masalah yg kini sedang bergolak di timur tengah antara israel dan Palestine serta umumnya yg menyangkut dunia Islam yg selama pemerintahan Bush telah mendapat perlakuan diskriminatif yg begitu rupa dg di terapkannya politik standar ganda.

Kita lihat kiprah Obama dalam waktu dekat ini, manuver apa yang akan di lakukannya untuk membuat dunia yang lebih baik. Dunia yang bebas dari segala diskriminasi ras, agama, ekonomi, keadilan dan tetek bengek permasalahan dunia lainnya yang selama ini masyarakat dunia begitu sesak memikirkannya, tetapi jangan pula di lupakan bahwa Obama tidak bekerja sendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam negeri Amerika maupun yang berkaitan dengan tata politik dunia karena bagaimanapun ada kekuatan internal dalam negeri Amerika lainnya selain gedung putih yang pastinya akan terus memonitor kinerja Obama. Apa yang di lakukan Obama akan menguntungkan mereka atau tidak, Obamapun pasti tidak akan memungkiri hal itu demi memperkuat posisi dirinya sebagai presiden tidak hanya untuk 1 periode saja tapi persiapan pula bagi periode selanjutnya apalagi jika di lihat dari keadaan dirinya yang berkulit hitam dan satu-satunya yang pernah mejadi presiden di Amerika, komunitas kulit hitam di Amerika bukanlah marupakan kelompok mayoritas, mereka hanya berjumlah 10% saja dari keseluruhan penduduk Amerika, selain itu juga sekian lama ras kulit hitam menjadi warga kelas dua di Amerka, jadi pencitraan diri adalah merupakan sesuatu yang akan terus di pertahankan Obama dengan cara menyenangkan kelompok ras kulit putih yang memiliki kedudukan strategis di Amerika.

Alhasil, segala gegap gempita dunia dalam menyambut terpilihnya Obama dan segala harapan akan adanya dunia baru yang lebih baik hanyalah ibarat mimpi di siang hari jika dalam beberapa bulan ke depan tidak ada langkah konkrit dari Obama untuk menyelesaikan konflik antara Palestine dan israel, masalah di Palestine adalah ujian pertama bagi Obama di dunia internasional sebelum menangani masalah-masalah lainnya yang lebih dahsyat. kita tunggu..

Kamis, 08 Januari 2009

Mengetuk kemaha besaran Tuhan, simpati untuk palestine

Hari ini adalah hari ke 12 tentara israel menyerbu dengan brutal Palestine di wilayah Gaza, tindakan keji israel menyebabkan Gaza menjadi sangat porak poranda, gelap dan tak lagi berbentuk, sementara korban dari warga sipil Palestine begitu banyak berjatuhan tak terkecuali anak-anak dan wanita turut menjadi korbannya, kemarin saya lihat Al-Jazeera menayangkan dengan jelas anak-anak yg tidak berdosa terbujur kaku tidak lagi bernyawa, saya sebagai warga dunia yg masih memiliki hati nurani begitu miris melihat pemandangan seperti itu.

Israel yg di dukung penuh oleh amerika serikat yg merupakan sekutu kentalnya dalam segala tindak terorisme global sama sekali tidak menghiraukan seruan dan tekanan internasional supaya mereka menghentikan serangan kejinya dan menarik mundur pasukannya dari Gaza, segala upaya diplomasi yg di lakukan di DK PBB juga nampaknya akan sia-sia belaka malah membuat israel semakin membabi buta, barangkali nurani para pemimpin israel sudah sedemikian tertutup dari kebenaran sehingga tidak peduli lagi akan segala derita kemanusiaan.

Hanya Tuhan yg tahu maksud tersembunyi dari para pemimpin israel, apakah memang mereka telah berniat menghabisi seluruh warga Palestine sekaligus memusnahkan wilayah Palestine dari muka bumi dan kemudian menjadikannya sebagai israel raya. Wallahu a'lam. Wilayah israel yg dulunya begitu kecil dan malah tidak terlihat di peta dunia kini menjadi semakin luas berkat tindakannya mencaplok sebagian besar wilayah palestine, merekapun tidak segan mengusir rakyat Palestine dari negaranya, kini rakyat Palestine hanya tersisa di Gaza dan tepi barat yg masing-masingnya terisolasi oleh tembok-tembok pembatas yg di buat israel sementara sebagian lagi mengungsi ke negara lain.

Amerika serikat yg begitu pro aktif menjadi polisi dunia jika ada kekuatan-kekuatan yg di anggapnya akan menjadi biang keladi kerusuhan dunia, nampak tidak sedikitpun berusaha menghentikan segala tindak kejahatan yg di lakukan israel terhadap Palestine hanya karena Palestine mayoritas penduduknya adalah muslim. Coba jika hal yg sama di lakukan oleh negara muslim seperti Irak, Pakistan, Afganistan, Iran dll, maka amerika dengan tanpa menghiraukan lagi nilai-nilai HAM menyerbu dengan kekuatan penuh negara-negara itu, jadi baik PBB maupun amerika dan negara sekutunya seolah membiarkan segala tindak kejahatan yg di lakukan israel dan membiarkan pemusnahan secara perlahan negara Palestine.

Hal lain yg membuat saya begitu kecewa adalah ketidak berdayaan negara-negara muslim yg lain untuk membantu menahan laju kebiadaban israel atas Palestine padahal israel hanyalah kekuatan yg tidak begitu besar di timur tengah sana jika negara-negara muslim di timur tengah mau bersatu padu. Memang bukan israelnya yg menjadi ketakutan utama negara-negara muslim timur tengah itu, peran penting amerika dalam mendukung segala kebijakan israel membuat negara-negara muslim timur tengah berfikir 1000 kali untuk mencoba membantu Palestine, syndrom american phobia begitu besar menghantui negara-negara muslim timur tengah hatta arab saudi yg seharusnya menjadi pioneer terdepan bagi negara muslim lainnya justru kadang berada di bawah ketiak amerika serikat sehingga menutup mata terhadap segala yg terjadi di palestine. Alhasil, peran penting negara-negara muslim untuk membela Palestine adalah juga sesuatu yg tidak bisa di harapkan lagi.

Maka satu-satunya yg masih bisa di harapkan untuk menghentikan dan sekaligus menghancurkan israel adalah hanya dengan mengetuk kemaha besaran Tuhan, biar Tuhan sendiri yg bertindak untuk menghakimi israel. Doa-doa umat muslim di seluruh penjuru dunia Islam yg di lakukan bertahun-tahun meminta kebebasan Palestine dari cengkraman kebiadaban israelpun seolah-oleh tidak membekas sama sekali. Mungkin Tuhan punya rencana lain berkaitan dengan Palestine ini, sebuah rencana yg tidak akan bisa di indikasi oleh manusia manapun.

Saya beriman dan tetap akan memupuk keyakinan dalam hati bahwa Tuhan memang ada dan senantiasa mengawasi segala gerak gerik seluruh manusia, Tuhan juga pasti mengetahui bahwa di bagian bumi yg lain di mana saya berpijak kini ada segerombolan manusia biadab sedang melakukan tindakan yg brutal dan keji melampaui batas kewajaran dan menistakan segala norma kemanusiaan, betapa tidak, anak-anak kecil yg tidak berdosa menjadi korban kebiadaban israel, anak-anak kecil itu mati bergelimpangan di jalanan yg membuat nurani begitu tercabik-cabik. Saya yg bukan siapa-siapa dari anak-anak kecil tak berdosa itu turut merasakan kepedihan yg mendalam atas kematian tragis mereka, lalu bagaimana dengan orang tua dan kerabat anak-anak itu? Bagaimana menurut pendapat-Mu wahai Tuhanku? Tidakkah Engkau adalah dzat yg memiliki belas kasih yg tiada terbatas sehingga rasa kasih sayang orang tua terhadap bayinya tidak seberapa di banding rasa kasih-Mu terhadap hamba-hamba-Mu? Tuhanku, saya beriman dengan segala sifat Rahman dan Rahim-Mu, meskipun segala kebodohan yg ada pada diriku selalu salah dalam memahami ma'na Rahman dan Rahim-Mu tetapi apakah saya juga tidak boleh berfikir dan memikirkan jika menurut saya disana memang ada kenyataan yg bertolak belakang dengan segala teori Rahman dan Rahim-Mu?

Tuhanku, saya tahu melalui Al-quran yg saya baca bahwa engkau telah mengunggulkan israel atas segala bangsa dan itu sepenuhnya adalah hak Engkau tetapi apakah Engkau juga akan membiarkan terus menerus israel menghancurkan, meruntuhkan, memporak porandakan dan menguasai segala sesuatu yg ada di Palestine dan membunuhi semua manusia yg ada di dalamnya tak terkecuali anak-anak?

Wahai Tuhanku, betapa, apa yg telah israel lakukan bukan kali ini saja, jauh di masa yg lalu israel telah melakukan hal yg sama seperti sekarang dan entah sampai kapan mereka akan terus melakukan kebiadaban di palestine. Haruskah saya terus percaya terhadap manusia-manusia yg duduk-duduk saja di meja perundingan. PBB, OKI, LIGA ARAB dan organisasi lainnya, semua itu tiada berguna wahai Tuhanku. Arab saudi, sebuah negara yg di dalamnya ada rumah-Mu dan ada kota nabi-Mu yg semestinya menjadi front terdepan dari negara-negara muslim yg ada di timur tengah untuk memberi bantuan yg maksimal terhadap segala penderitaan Palestina nyaris tidak terdengar suaranya, untuk apa saya percaya terhadap ungkapan "jika arab mulia maka Islam juga akan ikut mulia" kalau memang negara-negara arab justru adalah negara-negara yg pengecut?

Maafkan saya wahai Tuhanku, saya membaca kitab-Mu yg mengisahkan peperangan yg di lakukan oleh Nabi-Mu dan sahabat-sahabatnya, tidak selamanya pasukan Islam memenangi peperangan dan bahkan pernah mengalami keadaan yg kacau balau, pasukan muslim banyak yg terbunuh dan hampir mundur dari arena perang namun jika saat yg begitu genting menimpa pasukan muslim, dengan kebijaksanaan-Mu Engkau akan kirimkan pasukan-pasukan Malaikat untuk membantu pasukan muslim memenangkan peperangan, tidakkah Engkau juga akan mengirimkan pasukan yg sama demi membantu pasukan Islam Palestine? Apakah belum saatnya atau apakah keadaan Palestine sekarang belum segenting dulu ketika pasukan Nabi begitu kocar kacir tiada berdaya?

Maafkan saya wahai Tuhanku, saya dengar Engkau memiliki Malaikat-Malaikat yg begitu gagah perkasa, bahkan ada diantara Malaika-Mu yg tubuhnya sangat besar yg kepalanya berada di ujung langit ke tujuh dan telapak kakinya berada di permukaan bumi yg ke tujuh pula, Subhanaka, maha besar Engkau wahai Tuhanku, tidakkah Engkau berkenan untuk menggerakkan salah satu di antara mereka untuk menginjakkan kakinya di bumi israel? Tuhanku, di penghujung tahun 2004 yg lalu tsunami begitu dahsyat mengguncang Aceh darus-salam, meluluh lantakkan apa saja yg ada di sana dan menewaskan ratusan ribu manusia dalam sekejap, tidakkah Engkau juga berkenan menghancurkan israel dengan tsunami yg sama atau lebih besar dari itu?

Tuhanku, saya beriman dengan segala takdir-Mu apapun yg terjadi, hanya kegundahan saya sebagai manusia kadang tidak bisa menerima begitu saja segala kejadian yg dahsyat yg tidak bisa di cerna oleh akal, maafkan saya wahai Tuhanku atas segala tulisan yg tertuang disini. Saya bodoh wahai Tuhanku, saya jahil wahai Tuhanku, saya kemprung wahai Tuhanku, saya nranyak wahai Tuhanku, saya suka mendzhalimi diri wahai Tuhanku, mudah-mudahan Engkau berkenan memaafkan saya dan bangsa Palestine wahai Tuhanku.

Minggu, 04 Januari 2009

Khotbah-khotbah keranjang sampah

Hari jum'at kemarin, saya berkesempatan untuk memperbaiki Handphone saya yg rusak beberapa hari lamanya, saya berangkat dari rumah jam 9 pagi dan sampai di counter Handphone jam 10 pagi, ketika hari semakin beranjak siang saya mencari Masjid untuk melaksanakan shalat jum'at, saya berjalan kaki menyusuri jalanan pagongan menuju Masjid merah yg terkenal di kota Cirebon yg berada di daerah Panjunan, tetapi sayang kata orang-orang di sekitar situ Masjid merah tidak di pakai untuk shalat jum'at, terpaksa saya pergi dari Masjid merah untuk mencari Masjid yg lainnya yg di gunakan untuk shalat jum'at, setelah berputar-putar sebentar barulah saya menemukan sebuah Masjid yg bernama Masjid Al-syafi'i.

Melihat dari namanya sebelumnya saya menduga kalau di Masjid ini tentu dalam segala ritual ibadahnya akan merujuk kepada ajaran-ajaran Imam Syafi'i atau berpedoman kepada Madzhab Syafi'i, saya sempat gembira karena berarti saya akan berjum'atan dengan cara yg tidak berbeda dengan shalat jum'at di Masjid yg ada di kampung saya, maksudnya adzannya sama dua kali plus iqamah, Fatihahnya lengkap dengan Bismillahnya dan setelah shalat selesai ada dzikir berjamaahnya dll. Tetapi apa yg saya duga ternyata meleset, di Masjid Al-syafi'i adzan jum'at di lakukan satu kali, dalam membaca Fatihah Bismillahnya menghilang dan setelah shalat selesai para jamaah sibuk berdoa masing-masing kemudian satu persatu membubarkan diri keluar dari Masjid.

Saya memahami dan menyadari kalau di dalam Islam terjadi banyak perbedaan menyangkut banyak hal tak terkecuali dengan tata cara ibadah shalat jum'at, jadi hal yg seperti di atas tidak membuat saya mendongkol ataupun kecewa, yg penting shalatnya masih berkiblat ke arah Ka'bah dan dalam jumlah rokaatnya tidak terjadi penambahan ataupun pengurangan. Saya fikir mungkin yg mendanai pembangunan Masjid ini yg dominan adalah orang yg bernama Syafi'i jadi Masjidnya juga di namai sesuai dengan nama orang yg mendanainya, tidak ada sangkut pautnya dengan Madzhab Syafi'i.

Seperti biasa dalam setiap shalat jum'at yg saya hadiri, saya mencermati dengan saksama khotbah yg di sampaikan oleh sang khatib. Di kampung saya sendiri tidak ada satupun khatib yg menjadi favorit saya karena khotbah yg di sampaikan terlalu monoton dari itu ke itu saja, terlalu tekstual. Bahkan ada beberapa khatib yg membuat saya sebel karena berkhotbah seperti sedang membaca puisi-puisi Arab, tidak ada satu katapun bahasa Indonesia yg keluar dari mulutnya, saya memandangnya sebagai khatib yg egois dan keterlaluan, tidak memahami jamaah yg mendengarkan mengerti atau tidak yg dia khotbahkan, alih-alih mendapat pencerahan para jamaah malah pada tidur, bobo, ngorok dan lain-lain, memang ada juga jamaah yg memandang ke depan ke arah dimana khatib berdiri tapi dengan tatapan mata yg kosong tanpa arti, ada juga yg pura-pura manggut-manggut padahal saya yakin dia tidak mengerti, saya sendiri bingung mencerna kata-kata khatib itu karena kadang pengucapan kalimatnya tidak jelas seperti mendengung.

Saya sungguh heran dengan khatib arabiah itu, apa yg di fikirkannya dengan khotbah model seperti itu padahal inti dari khotbah adalah bukan untuk di dengar tok tapi juga agar para jamaah yg hadir bisa memahami dan mendapat pencerahan perihal Agamanya. Bagaimana mungkin jamaah akan mengerti dan mendapat pencerahan jika bahasa sang khatib tidak di mengerti, kasihan para jamaah yg awam itu yg untuk memahami khotbah berbahasa Indonesia saja terlihat susah payah, apalagi jika khobah di lakukan dengan memakai bahasa "Osama bin laden".

Saya ingin mengutip firman Tuhan dalam surah Ibrahim ayat 4; Wamaa arsalnaa min rasuulin illaa bi-lisaani qoumihii li-yubayyina lahum. Artinya: tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaumnya agar supaya mereka memahami segala penjelasan yg di sampaikan.
Seorang khatib ibarat Rasul yg berkhotbah di tengah kaumnya, jadi sudah semestinya bahasa yg di pakai sang khatib haruslah mengikuti bahasa kaumnya. Karena Yesus al-masih di utus di sekitar wilayah Palestina dan Israel maka bahasa yg di gunakan adalah bahasa ibrani, karena Muhammad SAAW di utus di wilayah Arab maka bahasa yg di gunakan tentunya juga dengan bahasa arab dan karena khatib-khatib yg ada di Jawa berkhotbah di daerah jawa maka seharusnya bahasa yg di gunakan untuk berkhotbah adalah bahasa jawa, begitu seterusnya dengan daerah-daerah yg lain.
Saya juga ingin mengutip sabda Nabi Muhammad SAAW agar seseorang berbicara menurut kadar kemampuan orang yg mendengarnya. Jika berbicara kepada banyak orang dengan bahasa yg tidak mereka mengerti itu adalah salah satu bentuk kesia-siaan, dzhalim dan termasuk kebodohan murakkab. Semoga Tuhan memberi hidayah pada para khatib yg berlaku demikian.

Kembali ke masjid Al-syafi'i, khotbah di Masjid Syafi'i Alhamdulillah memakai bahasa Indonesia yg Insya Allah akan dapat di mengerti oleh para jamaah yg hadir. Pada mulanya Saya terkesan dengan kefasihan sang khatib dalam menyampaikan muqaddimah dalam bahasa arab namun beberapa saat kemudian kekaguman saya berubah menjadi kekecewaan yg mendalam ketika khatib menyampaikan khotbahnya dengan tema Ahlus-sunnah wal jamaah dan lawan-lawannya. Khatib menjelaskan bahwa lawan Ahlus-sunnah secara umum adalah Syiah atau Rafidhah, khatib tidak mengerti kalau Syiah itu berbeda dengan Rafidhah dan lawannya secara husus adalah Ahlul-bid'ah atau Ahlul-hawa. Saya tidak begitu memperhatikan khotbah semacam itu yang hanya berisi caci maki yg tiada guna, selain itu juga khotbah semacam itu sangat tidak relevan dengan kondisi umat Islam saat ini yg begitu mendambakan persatuan dan kesatuan di tambah lagi dengan adanya perang yg tidak seimbang di timur tengah sana antara saudara-saudara muslim di Palestina dan yahudi israel yg telah menewaskan banyak muslim yg tiada berdosa. Ketika Ahmadi nejad yg syiah menyampaikan simpati yg mendalam terhadap muslim Palestina yg mayoritas Sunni, khatib di Masjid Al-Syafi'i justru mencaci maki Syiah, hal ini mengingatkan saya pada ketika Imam Khomaini yg Syiah menganjurkan pada para pengikutnya untuk selalu shalat berjamaah dengan saudara-saudaranya dari golongan Ahlus-sunnah wal-jamaah supaya tetap terjalin persatuan, sementara pada saat yg sama Al-jabrin yg merupakan salah seorang Ulama sunni-wahabi dengan tegas memfatwakan bahwa darah Syiah adalah halal hukumnya dan wanita-wanitanya haram untuk di nikahi. Laa haula walaa quwwata illaa billaah.

Khatib di Masjid Al-syafi'i itu mungkin lupa bahwa segala caci maki yg di lontarkannya tidak akan merubah apapun yg berkaitan dg Syiah karena memang Syiah mempunyai aturan main sendiri dengan dalil-dalil atau hujjah-hujjah yg tidak bisa di anggap remeh dan kadang tidak bisa di bantah, sementara itu juga golongan Ahlul-bidah yg di tuduh khatib sebagai golongan sesat, itu juga hanya berdasar kepada asumsi khatib saja dengan mengacu pada pendapat Al-albani, Al-'utsaimin dan orang-orang yg semacamnya yg kadang menuduh dengan memakai tuduhan yg tidak kena mengena antara dalil dan madlulnya.

Khotbah semacam itu sangatlah absurd di pandang dari kebutuhan yg ada, saya yakin para jamaah yg hadir tidak datang ke Masjid hanya untuk mendengar caci maki semacam itu. Saya jadi teringat ketika membaca sejarah Muawiyah dan anak cucunya yg mencaci maki Ali selama 80 tahun sampai suatu saat ada seorang pemimpin yg saleh bernama Umar bin abd aziz menghentikan segala khotbah yg seperti itu dan mengahiri setiap khotbahnya dengan ayat Al-quran yg berbunyi; Innallaha ya'muru bil-'adli wal-ihsaan sampai ahir ayat. Khatib di Masjid Syafi'i juga menjadikan ayat itu sebagai penutup dari khotbahnya tetapi sayang caci maki terhadap golongan tertentu tetap tidak berhenti.

Saya mengakui kalau khatib di Masjid Al-syafii bukanlah satu-satunya khatib model begitu. Saya pernah shalat jumat di Jakarta, Bandung, Lampung, Palembang, Jambi, Ambon, Poso, Palu dan daerah-daerah lain yg pernah saya kunjungi, selalu saja ada khatib yg materi khotbahnya di penuhi caci maki. Ada yg mencaci maki faham Islam golongan tertentu, ada yg mencaci maki Ulama tertentu, ada yg mencaci maki artis bahkan ada juga yg habis-habisan mencaci maki pemerintah dengan gagahnya.

Menurut saya khotbah-khotbah seperti itu lebih pantas di masukkan ke dalam kategori khotbah-khotbah keranjang sampah, naif dan tidak berguna serta jauh dari pesan-pesan Taqwa. Bagaimana menurut Anda?

Jumat, 02 Januari 2009

Kritik untuk para penganjur Agama (Tela'ah sederhana atas surah Al-baqoroh ayat 44)

Ata'muruunan-naasa bil-birri wa-tansauna anfusakum wa-antum tatluunal-kitaab, afalaa ta'qiluun?
Wahai ulama Yahudi, apakah pantas bagi kalian yang selalu menyuruh manusia berbuat baik, sementara kalian melupakan diri sendiri. Tidak kah kalian berakal?

Ayat diatas di turunkan kepada Nabi Muhammad SAAW terdapat dalam surah Al-baqarah ayat 44 berkenaan dengan perilaku Ulama Yahudi yg sering berlawanan dengan apa yg mereka ucapkan. Mereka menyuruh masyarakat untuk berbuat baik dengan cara beriman terhadap kenabian Muhammad SAAW-jika tiba waktunya Muhammad di angkat menjadi Nabi-akan tetapi justru merekalah yg pertama berpaling dan menentang keras terhadap kenabian Muhammad. Mereka membelakangi dan mengangkangi kebenaran yg ada di dalam kitab Taurat perihal akan datangnya seorang nabi dari keturunan Ismail yg berkebangsaan Arab bernama Muhammad. Ulama Yahudi lupa bahwa Taurat mengancam dan mencela dengan keras orang yg perkataannya bertolak belakang dengan perbuatannya.

Meskipun ayat diatas di turunkan berkaitan dengan Ulama Yahudi namun bisa juga di terapkan pada masyarakat Islam hususnya pada mereka yg memiliki gelar sebagai Ulama, Kiyai, Ustadz, Muballigh, Mursyid tarekat, para Khatib dan penganjur Islam lainnya berdasarkan kaidah: Kullu aayatin waradat dzamman lil-kuffaari wal-munaafiqiin, jarrot bidzailihaa 'alaa 'ushootil-mu'miniin. Artinya: setiap ayat yg di dalamnya ada celaan terhadap orang-orang kafir dan munafik, imbasnya juga bisa mengenai orang-orang yg beriman yg memiliki prilaku yg sama dengan orang-orang kafir atau munafik. Jadi Kita tidak bisa mengatakan bahwa ayat tersebut di turunkan berkenaan dengan Ulama Yahudi semata.

Seorang Ulama, Ustadz, Kiyai, Khatib, Mursyid tarekat atau penganjur Agama lainnya adalah mereka yg di berikan kelebihan oleh Tuhan dalam hal ilmu Agama yg di maksudkan untuk mengajak orang-orang awam dalam merentas jalan yg lurus, jalan yg akan mendapat rido Tuhan. Mereka berkewajiban memberi pengajaran ke arah mana jalan yg harus di lalui serta perbuatan apa saja yg mesti di lakukan dan mana jalan harus di hindari serta perbuatan apa saja yg mesti di jauhi.

Oleh karenanya jika mereka konsisten dan istiqomah dalam menyampaikan kebenaran sambil menjaga keseimbangan antara ucapan dan prilakunya sendiri mereka akan mendapatkan kedudukan yg tinggi di mata Tuhan dan dalam lingkungan masyarakatpun akan menjadi manusia yg di hormati dan di mulyakan. Sebaliknya jika mereka hanya bisa memberi pengajaran yg baik tapi lupa akan dirinya sendiri tentu akan menjadi manusia yg hina di mata masyarakat apatah lagi di mata Tuhan.

Sayang seribu sayang, pada kenyataannya tidak sedikit mereka yg di serahi amanat menjadi penganjur Agama tidak konsisten terhadap ucapannya sendiri, mereka telah merusak fondasi yg di bangunnya sendiri, mereka bisa mengantarkan masyarakat ke arah jalan yg benar namun menjerumuskan dirinya ke jurang kehancuran.

Cobalah kita fikirkan. Apakah pantas di sebut Ulama jika yg di kejar hanya kedudukan duniawi yg bersifat sementara dengan segala selorohnya yg tiada guna. Apakah pantas di sebut kiyai jika yg di kejar hanya harta benda dunia, lupa akan kemewahan abadi di ahirat kelak. Apakah pantas di sebut Ustadz jika tidak bisa menahan diri dari godaan wanita cantik, mengumbar syahwatnya untuk berpoligami ria dengan dalih "Sunnah Rasul". Apakah pantas di sebut Mursyid tarekat jika yg di kejar hanya keinginan untuk menjadi istimewa di mata pengikutnya. Apakah pantas jika ada penganjur Agama yg hanya menjadi corong para penguasa demi menapakkan kekuasaan yg kejam dan dzhalim terhadap rakyat banyak. Dampak dari segala keburukan mereka sangat jelas dapat kita saksikan dalam kehidupan masa kini yg begitu carut marut, maka jika ada yg berkata bahwa Ulama yg buruk akan membawa akibat yg sangat buruk pada kehidupan sangatlah benar adanya.

Imam Al-qurtubi di dalam tafsirnya mengisahkan tentang perjalanan mi'raj Rasulullah pada waktu beliau melihat banyak orang yg menggunting lidahnya sendiri dengan gunting yg terbuat dari bara api, beliau bertanya pada Jibril, wahai Jibril siapakah gerangan mereka? Jibril menjawab; mereka adalah gambaran dari orang-orang yg ketika hidupnya menjadi penganjur Agama yg menganjurkan orang lain untuk berbuat baik namun mereka telah melupakan dirinya sendiri, padahal mereka di beri pengetahuan tentang kitab Tuhan lebih dari orang lain, mereka hanya bisa bicara tapi perbuatannya berlawanan dengan apa yg mereka ucapkan.

Dalam riwayat yg lain Nabi bersabda; pada hari kiamat kelak ada seorang yg di datangkan di hadapan Tuhan, kemudian dia di lemparkan ke dalam neraka yg menjadikan ususnya terburai, usus yg terburai itu melilit tubuhnya sebagaiman keledai yg memutari penggilingan gandum, sekerumunan penghuni neraka bertanya padanya apa yg menyebabkan dirimu di siksa sedemikian rupa? Salah seorang diantaranya berkata, apakah dulu ketika di dunia engkau adalah orang yg menganjurkan untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan keji? Dia menjawab, benar, dahulu ketika aku hidup di dunia aku menganjurkan orang untuk berbuat baik namun aku sendiri tidak melakukannya, dahulu aku mencegah orang untuk berbuat mungkar namun aku sendiri gemar melakukannya.

Pada kali yg lain Rosulullah SAW juga bersabda; diantara manusia yg paling berat siksanya di ahirat kelak adalah Ulama yg ilmunya tidak bisa memberi manfaat bagi dirinya sendiri.

Abul-aswad ad-duali dalam syairnya berkata; laa tanha 'an khuluqin wata'tii mitslahuu, 'aarun 'alaika idzaa fa'alta 'adzhiimun. Janganlah kamu mencegah perilaku buruk jika dirimu sendiri masih berbuat sama, sungguh itu adalah sangat tercela jika dirimu berbuat demikian.

Ibnu ruslan dalam zubadnya juga bersyair; fa'alimun bi'ilmihi lam ya'malan, mu'adzzabun min qobli 'ubbaadil-watsan. Seorang alim yg tidak mengamalkan ilmunya, akan di siksa sebelum penyembah berhala.

Maka dari itu hendaknya seseorang yg di serahi tugas untuk menjadi penganjur Agama harus terus menerus menyempurnakan pengetahuannya berkaitan dengan kitab Tuhan dan sunnah nabinya sambil terus menerus melakukan koreksi diri serta berhati-hati terhadap keinginan segala hawa nafsu dan bisikan iblis mengingat ancaman yg begitu dahsyat jika mereka menyimpang dari aturan Tuhan, ancaman yg jauh lebih mengerikan di banding ancaman terhadap manusia awam.

Wallahu a'lam wa'ilmuhu atam.