Rabu, 03 Desember 2008

Diary hujan

Saat ini di daerahku cirebon sedang terjadi hujan yg begitu lebat, angin menderu, kilat menyambar, guntur menggelegar dan aliran listrikpun padam yg akibatnya mayapada menjadi gelap hitam pekat, Aku takut ya Allah.

Hujan kadang bisa menjadi rahmat Allah yg di turunkan bagi kesejukan dan kesegaran mahluknya namun kadang hujan juga bisa menjadi malapetaka manakala intensitasnya tidak sesuai dg kapasitas bumi dalam menerimanya maka terjadilah banjir, tanah longsor, sawah yg gagal panen lalu berlanjut dengan kekurangan pangan dsb, ya di dalam hujan ada rahmat sekaligus bisa menjadi bencana besar. Allahumma shoyyiban nafi'a demikian lah salah satu doa Rosulullah ketika melihat hujan turun supaya di dalam hujan ada manfaatnya.

Hujan adalah salah satu bukti akan kemaha kuasaan Tuhan atas alam raya, bumi yg tadinya gersang akan menjadi subur kembali siap utk di tanami dan hasilnya tetap untuk kelangsungan hidup manusia. Tuhan memberi segala fasilitas yg ada di dunia ini untuk kepentingan mahluk hidup terutama manusia tanpa meminta imbalan dalam bentuk apapun, manusia tinggal mengolah segala fasilitas yg ada untuk di jadikan sesuatu yg bermanfaat bagi keberlangsungan hidup mereka sendiri.

Betapa maha pengasihnya Allah atas semuanya lalu yg menjadikan aku heran mengapa dg segala kebaikan yg Allah berikan masih saja ada manusia yg membangkang, membelot dan kepala batu dalam menerima ajaran-ajarannya? memangnya siapa kita, adakah kita ikut andil dalam penciptaan langit, matahari, bumi, gunung, laut dsb atau dapatkah kita membantu dalam menciptakan diri kita sendiri? o alangkah kecil dan lemah manusia, coba kita berdiri di bawah sebuah gunung atau di tepi laut lalu pandang diri kita sendiri dan renungi betapa menjulang gunung itu, betapa luas laut itu padahal gunung dan laut adalah cuma setitik kecil dr ciptaan Allah yg begitu agung lalu berada di titik manakah kita sehingga begitu berani membangkang? bisakah kita yg sombong ini menahan tangan Tuhan jika Tuhan berkehendak mencabut nyawa kita atau bisakah kita mengembalikan nafas kita jika Allah telah memisahkannya dr badan kita?

aah manusia sungguh dzhalim dan bodoh, aah manusia sungguh keras pembangkangannya, aah manusia sungguh membingungkan, aah manusia sungguh terlalu banyak membantah, aah manusia sungguh berjalan kesana kemari dalam kehinaan kecuali mereka yg beriman, berbuat baik pada sesama dan patuh pada aturan Tuhan..

Dan akhirnya, hujanpun kini telah reda langit kembali cerah mayapadupun menjadi tenang kembali.