Saya lahir di Indonesia, tumbuh dan berkembang juga di indonesia. minum dari air yg ada di indonesia, makan juga dari makanan yg ada di indonesia, mendapat pendidikan ala pendidikan yg ada di indonesia, bergaul dg cara pergaulan yg ada di indonesia, beberapa kali mendapat hadiah dari para pemimpin yg ada di indonesia, pergi kesana kemari melintasi laut, darat dan udara masih di tanah indonesia, bla bla bla.
Oleh sebab itu saya cinta negeri ini hingga jika darah dan nyawa di minta supaya di persembahkan bagi negeri ini saya rela serela-relanya, maka alangkah sedihnya saya jika melihat di negeri yg saya cintai ini orang-orang yg di serahi tugas memimpin negeri ini justru pada korupsi, tatanan kehidupan menjadi rusak dan rakyat yg seharusnya meni'mati indahnya alam kemerdekaan di negeri yg subur ma'mur gemah ripah loh jinawi ini malah banyak yg terpuruk di jurang kemiskinan.
Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku, begitulah bunyi salah satu bait lagu kebangsaan yg menjadi kebanggaan negeri ini, saya sering terharu jika melihat ada duta-duta indonesia dalam bidang olahraga misalnya berdiri menyanyikan lagu ini di iringi merah putih yg di kibarkan di negara orang, saya turut bangga dan kadang sampai menitikkan air mata. Ternyata kita masih ada harganya di mata dunia walaupun kerap saya dengar betapa sering orang-orang luar mengolok-olok, mencemooh, mengejek orang indonesia yg berada di luar negeri. tidak usah jauh-jauh, malaysia yg merupakan saudara satu rumpun kadang begitu berani menampar wajah negeri yg besar ini, kekalahan indonesia dalam mempertahankan blok ambalat, pencaplokan nilai-nilai budaya indonesia oleh mereka dan derita para TKI di sana yg di anggap sebagai warga kelas tiga di sana sekaligus pengusiran-pengusiran yg di lakukan pemerintah malaysia pada para TKI itu adalah merupakan beberapa contoh kecil bahwa di mata malaysia yg notabene sebuah negeri yg lebih kecil dari indonesia sudah tidak menghormati kita lagi, wibawa kita runtuh di mata malaysia.
Indonesia tercinta perlu memulihkan kembali nama baiknya di mata dunia, namun sebelumnya pembenahan interen di setiap lini perlu di galakan terus, berantas korupsi sampai ke akar-akarnya, adili para koruptor seberat-beratnya tanpa pandang bulu, tingkatkan standarisasi nilai moral bagi calon pemimpin dan pemerintah jangan banyak membual dg bualan-bualan konyol yg membuat rakyat tidak peduli lagi dg pemerintah dan nanti akan berujung pada sikap apatis rakyat terhadap negeri ini di sebabkan pemerintah gagal memperbaiki taraf hidup mereka.
Sebuah negara memerlukan para pemimpin, para pemimpin di butuhkan untuk mengatur segala sesuatu yg berkaitan dg perbaikan negara yg di pimpinnya termasuk mengentaskan rakyat dari segala himpitan yg di rasakan oleh mereka, apa guna pemimpin berganti dari zaman ke zaman kalau taraf hidup rakyat tetap saja stagnan bahkan mengalami kemunduran. Jangan sampai kepercayaan rakyat pada pemerintah semakin hari semakin berkurang atau bahkan hilang sama sekali akibat ketidak beresan dalam memimpin, kasihan indonesiaku jika pada ahirnya akan hancur, ingatlah bahwa untuk memerdekakan negeri ini telah merenggut ribuan nyawa dan genangan darah yg tidak sedikit, tolonglah wahai para pemimpin bikinlah para pahlawan tersenyum, bawalah negeri ini keluar dari segala problem yg ada, jika tidak mampu berhentilah jangan memaksakan diri so mungkin masih ada yg lain yg bisa meringankan segala penderitaan bangsa ini.