Dunia begitu gegap gempita menyambut terpilihnya Barrack Husein Obama sebagai presiden yg ke 44 dari negara Amerika serikat. Kerinduan akan adanya kedamaian abadi di seluruh dunia melalui perbaikan di bidang ekonomi, keamanan, keadilan serta tegaknya nilai-nilai HAM di dunia internasional membuat masyarakat dunia berharap penuh pada sosok manusia kulit hitam itu.
Tak urung seluruh media televisi yg ada di Indonesia juga tidak bosan-bosannya mengulas profil Obama yg nota-bene pernah tinggal beberapa tahun di Indonesia semasa kecilnya, puncaknya pada acara inaugurate Obama tanpa kecuali seluruh televisi Indonesia secara serentak menayangkannya, seoalah-olah betul-betul ada ikatan emosional yg kuat antara Indonesia dan pribadi Obama sehingga dengan terpilihnya obama akan ada kebijakan-kebijakannya secara husus yg akan menguntungkan Indonesia. Walaupun belum ada bukti kongkritnya bolehlah masyarakat Indonesia sedikit berharap. Padahal bisa jadi Obama sendiri justru telah lupa sama sekali pada Indonesia, negeri yg pernah di diaminya semasa kecil ini.
Memori masa kecil bisa terlupakan sama sekali oleh segala pergulatan hidup sehari-hari yg di hadapi Obama. Jangankan Obama, itu terlalu jauh, di Indonesia sendiri banyak contoh orang-orang desa yg menemui kesuksesan dalam perantauannya di Jakarta, entah itu menjadi pejabat, pengusaha, artis dlsb yg lupa pada tanah kelahirannya. Boro-boro akan berperan penting dalam memajukan tanah kelahirannya, sekedar menginjakkan kaki di tanah kelahirannya itupun tidak lagi di lakukannya.
Obama tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga yg multi ragam, ayahnya berkewarga negaraan kenya beragama Islam, ibunya warga negara Amerika beragama kristian, punya ayah tiri berkewarga negaraan Indonesia, adiknya yg bernama Maya sutoro kini menikah dengan warga negara Kanada dan Obama sendiri berkewarga negaraan Amerika. Melihat fakta yg ada dari kehidupan Obama beberapa pengamat memprediksi Obama akan lebih peka dalam menangani segala persoalan hususnya menyangkut masalah yg kini sedang bergolak di timur tengah antara israel dan Palestine serta umumnya yg menyangkut dunia Islam yg selama pemerintahan Bush telah mendapat perlakuan diskriminatif yg begitu rupa dg di terapkannya politik standar ganda.
Kita lihat kiprah Obama dalam waktu dekat ini, manuver apa yang akan di lakukannya untuk membuat dunia yang lebih baik. Dunia yang bebas dari segala diskriminasi ras, agama, ekonomi, keadilan dan tetek bengek permasalahan dunia lainnya yang selama ini masyarakat dunia begitu sesak memikirkannya, tetapi jangan pula di lupakan bahwa Obama tidak bekerja sendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam negeri Amerika maupun yang berkaitan dengan tata politik dunia karena bagaimanapun ada kekuatan internal dalam negeri Amerika lainnya selain gedung putih yang pastinya akan terus memonitor kinerja Obama. Apa yang di lakukan Obama akan menguntungkan mereka atau tidak, Obamapun pasti tidak akan memungkiri hal itu demi memperkuat posisi dirinya sebagai presiden tidak hanya untuk 1 periode saja tapi persiapan pula bagi periode selanjutnya apalagi jika di lihat dari keadaan dirinya yang berkulit hitam dan satu-satunya yang pernah mejadi presiden di Amerika, komunitas kulit hitam di Amerika bukanlah marupakan kelompok mayoritas, mereka hanya berjumlah 10% saja dari keseluruhan penduduk Amerika, selain itu juga sekian lama ras kulit hitam menjadi warga kelas dua di Amerka, jadi pencitraan diri adalah merupakan sesuatu yang akan terus di pertahankan Obama dengan cara menyenangkan kelompok ras kulit putih yang memiliki kedudukan strategis di Amerika.
Alhasil, segala gegap gempita dunia dalam menyambut terpilihnya Obama dan segala harapan akan adanya dunia baru yang lebih baik hanyalah ibarat mimpi di siang hari jika dalam beberapa bulan ke depan tidak ada langkah konkrit dari Obama untuk menyelesaikan konflik antara Palestine dan israel, masalah di Palestine adalah ujian pertama bagi Obama di dunia internasional sebelum menangani masalah-masalah lainnya yang lebih dahsyat. kita tunggu..