Rabu, 29 April 2009

Tuhan adalah cahaya langit dan bumi


Al-Quran surah An-Nur ayat 35. Tuhan adalah cahaya langit dan bumi, perumpamaan cahanya adalah laksana ceruk yang di dalamnya terdapat pelita. Pelita itu ada di dalam kaca, kaca itu laksana bintang yang berkelipan, yang di nyalakan dari pohon zaitun yang di berkahi, yang tidak terdapat di sebelah timur maupun barat yang minyaknya memberikan cahaya sekalipun tidak tersentuh oleh api, cahaya diatas cahaya.

Itulah Tuhan. Tuhan adalah cahaya, cahaya itu tersembunyi di dalam jiwa manusia; itulah cahaya yang di nyalakan dengan minyak zaitun, yang tiada dari timur maupun barat.

Sinagog Yahudi dengan sepuluh hijabnya adalah simbolisasi dari tubuh manusia dengan berbagai macam lapisannya. Di dalam sinagog tersebut ada pelita yang tiada padam untuk selama-lamanya yang minyaknya di buat dari pohon zaitun murni.

Yang di maksud cahaya adalah yang ada dalam diri manusia, Al-Quran menyebutkan, adalah cahaya yang di minyaki dengan minyak yang tidak di dapatkan di timur maupun di barat, itu hanya bisa di rasakan ketika seseorang bersemadi dalam dirinya. Cahaya itu bukanlah cahaya yang dapat di indera oleh mata, tapi cahaya bagi setiap yang ada.

Di dalam diri setiap manusia ada tanda-tanda yang tiada terlihat, ya'ni cahaya kebenaran yang bersinar dalam hati apabila manusia tidak lagi di dominasi oleh pengaruh luar. Syetan, Iblis, hawa nafsu dan lainnya.

Seorang sufi bersayair; katupkan bibirmu, pejamkan matamu, dan sumbat telingamu. Bila anda tidak bisa merasakan adanya cahaya Tuhan maka tertawakanlah kami.

Dengan menutup segala persepsi eksternal, lalu memusatkan perhatian pada diri sendiri, manusia akan mampu membaca kilasan real cahaya ke-Tuhan-an yang tiada bisa di jelaskan oleh pribadi lain dari yang merasakannya. Oleh karenanya maka timbullah ana al-Haq, laisa fi jubbati siwa Allah, Subhanii, tiada sesuatu yang ada kecuali aku dan lain-lain.