Senin, 27 April 2009

Mengenal Tuhan

- Tuhan adalah indah, Dia mencintai keindahan. Indah adalah sifat pribadinya. Muhammad SAAW bersabda, kholaqa al-insana 'ala shurotih, manusia di cipta atas bentuk-Nya, Nya mengarah kepada bentuk wajah Tuhan, yang di maksud adalah keindahan-Nya. Oleh karenanya thabi'at manusia selalu cenderung pada keindahan. Tuhan mencintai keindahan sebelum segala sesuatu tercipta. Maka, Tuhan adalah keindahan dan kecintaan. Keindahan-Nya adalah cinta, dan cinta-Nya adalah keindahan. Tuhan adalah pencinta dan di cintai pada saat yang sama. Tuhan menyaksikan diri-Nya sendiri dalam cermin keindahan-Nya. Tuhan mencintai diri-Nya sendiri, maka, la yuhibbu Allah ghoiru Allah, tidak mencintai Tuhan kecuali Tuhan itu sendiri. Sebuah cinta mutlak yang tiada terbatas dan bertepi.

- Hanya Tuhan yang ada, maka, segala sesuatu selain Dia pada hakikatnya adalah 'adum, ketiadaan, non entiti. Tuhan menyatakan keberadaan diri-Nya dalam bentuk "ke-Aku-an" seorang pencari jalan kebenaran (salik). Karena itu, pengenalan akan ke-Aku-an diri seseorang adalah bergantung pada pengenalan akan Tuhannya, man 'arafa rabbahu fa qad 'arafa nafsahu.

Pengenalah terhadap Tuhan haruslah di dahulukan sebelum mengenal diri sendiri, benarlah apa yang di katakan orang bahwa, siapa yang telah melupakan Tuhan berarti ia telah melupakan dirinya sendiri.

Seseorang yang telah melupakan Tuhan berarti ia telah melupakan diri sendiri. Seorang darwish dengan mengenakan jubah hitam memasuki zawiyah imam Junaid, dia di tanya, ada apa dengan pakaian berkabungnya itu? Dia menjawab, Tuhannya telah mati, lalu ia di usir berkali-kali.

Rupanya, ketika berkata seperti itu, darwish dalam keadaan melupakan Tuhan dan dirinya sendiri, karena kebodohannya, maka pantaslah ia mengenakan jubah hitamnya.

- Al-Quran berkata, fadzkuruni adzkurkum wasykuru li wa la takfurun. Bila Tuhan di ingat sebagai manifestasi bagi segala sesuatu yang maujud, berarti seolah-olah Dia di tiadakan, sebab, kufr (kafir) berarti meniadakan dan menganggap ma siwa Allah sebagai pelaku, padahal semua yang ada adalah lahir dari pancaran gerak-Nya.