Untuk kenangan perjalanan bathin, perjalanan pemikiran dan perjalanan dalam menyikapi pergolakan pemahaman agama, sengaja saya copy paste semua komentar saya di situs JIL, sampai tiba waktunya untuk saya berhenti mengomentari apapun yang ada di dunia ini yang semuanya adalah nisbi, relatif dan semu. kata Ibnu 'Arabi; Al-Wujudu kulluhu khayalun fi al-khayal, semua keadaan, seluruhnya adalah khayal di dalam khayal.
Komentar untuk tulisan Syafi'i Ma'arif yang berjudul argumen pluralisme agama. Komentar Rafael; Hanya para pemuka agama yg berjiwa bersih dan memiliki niat baiklah yg akan mampu dan mau melakukan dialog antar agama yg berma’na, dialog yg bebas dari segala bentuk prasangka, kebencian dan dendam kesumat. Selain itu, mereka juga tentu akan mampu menunjukkan kesatuan batin agama-agama maupun perbedaan formalnya. Para pemuka agama yg berjiwa bersih di harapkan terus melakukan dialog demi terciptanya iklim spiritual yg sehat bagi kehidupan keberagamaan umat manusia masa kini, mereka juga di harapkan mampu memberi kontribusi lebih banyak bagi kesetimbangan dan harmonisasi kehidupan keberagamaan masyarakat manusia yg begitu lama terkungkung dalam simpul-simpul kelam kesalah fahaman dan kebencian, akibatnya, masing-masing merasa telah terpisah jauh, seolah-olah tiada lagi kesempatan bagi masing-masing untuk saling bahu membahu dalam mewujudkan kehidupan yg lebih baik, damai dan harmonis, khususnya di bumi Palestine dan Israel, yg telah memendam bara kebencian tiada berujung.
Pada hakikatnya, Islam telah bertemu, bergaul dan berinteraksi dg tradisi Yahudi dan Nasrani lebih dr 14 abad lamanya. Islam sendiri sebetulnya adalah agama yg datang terahir untuk meneguhkan kembali tradisi Abrahamiya yg sebelumnya terjelma di dalam Yahudi dan Nasrani. Syariah sebagai perintah Tuhan, dalam banyak hal serupa dg kitab Talmud, meski dr segi penyusunannya syariah tidak menyadur dr kitab Talmud. Yesus Al-Masih, juga sebenarnya turut memberikan peranan penting dalam Islam, meski memiliki konsep yg berbeda dg pandangan Nasrani terhadapnya.
Hanya manusia yg telah mencapai puncak gunung tak terbataslah yg akan mampu menjadi pendaki sejati, ia tak kan goyah oleh jalan yg berbeda yg di tempuh kawan perjalanannya, sebab hanya jalan yg di tempuhnyalah yg terasa berma’na bagi hidupnya.
#20. Dikirim oleh Fatur rafael pada 21/03 03:16 PM
Komntar atas artikel Abd Moqsith Gazali berjudul; kapan Muhammad SAW lahir. Komentar Rafael; Tidak begitu penting kapan, dimana, dan hari apa Nabi Muhammad SAW di dzahirkan ke muka bumi ini. Sebab, tidak ada satupun sejarah masa lampau yg steril dari perselisihan ahli sejarah dalam hal ketepatan waktunya. Jika masa Nabi Muhammad, yg merupakan masa yg paling dekat dg kita di banding dg Nabi-Nabi lainnya saja belum terungkap kepastiannya sampai hari ini, apatah lagi dg Nabi-Nabi sebelum beliau. Biarlah itu semua tetap menjadi misteri gelap sejarah, yg manusia tidak perlu mempertikaikannya sampai mengeraskan urat leher dan menggemeretakkan gigi.
Sejarah hidup para Nabi memang akan selalu menarik untuk di perbincangkan sampai kapanpun, di sebabkan nilai-nilai luhur yg di bawa mereka bagi perbaikan hidup umat manusia. Kita tidak bisa membayangkan, betapa amannya dunia ini dari segala tindak kriminal, jika seluruh manusia mau mencontoh ketegasan ala Musa AS, betapa damai dunia ini jika seluruh manusia mau mencontoh kasih tulus Yesus Al-Masih, dan, betapa pertikaian adalah sesuatu yg tidak perlu ada, jika semua manusia mau meneladani moral Muhammad yg begitu toleran terhadap segala perbedaan. Sayangnya, karakter dunia yg begitu carut wa marut, yang di tingkahi pula dg nyanyian setan, tidak selalu membawa manusia pada jalan mulus yg di inginkan oleh para Nabi itu. Jadi, tetaplah dendam kesumat, kriminalitas, pertikaian, saling hujat, peperangan, saling membunuh dan blo blo blo akan tetap mewarnai perjalanan dunia ini sampai kapanpun.
Saya pribadi merasa beruntung, masih bisa menghirup udara segar ajaran para Nabi itu. walaupun sedikit, di jiwa saya masih terselip ketegasan ala Musa, di dada saya masih tersimpan kasih tulus Yesus Al-Masih, dan di hati serta fikiran saya masih terpatri toleransi ala Muhammad SAW.
#8. Dikirim oleh Fatur rafael pada 11/03 08:35 PM
Luthfi Syaukani dengan tulisan berjudul; Dua Amina.
Komentar Rafael; Apa yg di lakukan Amina Wadud sebetulnya bukanlah sesuatu yg baru dalam kasus wanita menjadi imam shalat, namun hanya skalanya saja yg mungkin berbeda. Jika Amina menjadi imam secara umum dalam shalat jum’at, dahulu pada zaman Nabi ada seorang wanita bernama Ummu Waraqah yg juga pernah menjadi imam shalat bagi keluarganya yg diantara ma’mumnya adalah laki-laki dewasa.
Mayoritas fuqaha, termasuk imam madzhab yg empat, hanya membolehkan laki-laki yg sudah baligh untuk menjadi imam shalat secara umum, sedangkan wanita hanya di perkenankan untuk menjadi imam shalat bagi wanita-wanita lainnya, tetapi tidak bagi laki-laki, walaupun keluarganya sendiri. Namun demikian, ada juga sebagian fuqaha yg membolehkan wanita menjadi imam shalat bagi laki-laki.
Mereka yg tidak membolehkan wanita menjadi imam shalat berpedoman dgn hadits Nabi yg di rawikan oleh Ibn Majah, “Janganlah seorang wanita menjadi imam bagi laki-laki”, namun, beberapa pakar hadits mendhaifkan hadits ini yg berakibat pada tidak bolehnya hadits ini di pakai sebagai sandaran hukum. Ada juga beberapa hadits yg menjadi sandaran bagi mereka tp hadits-hadits tersebut tidak menyentuh substansi tentang kepemimpinan wanita dalam shalat.
Imam Nawawi dalam bukunya Al-Majmu’, mengutip perkataan Qadhi Abu Thayyib dan Al-Abdari, bahwa beberapa fuqaha madzhab Syafi’i seperti Abu Tsur, Al-Muzanni, juga Ath-Thabari membolehkan wanita menjadi imam shalat bagi laki-laki dgn bersandar pada hadits yg di riwayatkan oleh Abu Daud yg bersumber dari Ummu Waraqah, bahwa Nabi kerap berkunjung kerumahnya, jika waktu shalat tiba, Nabi menunjuk muadzin baginya dan kemudian Nabi menyuruh Ummu Waraqah untuk menjadi imam bagi keluarganya. Keterangan yg mirip dgn ini bisa juga di lihat dalam buku Bidayah Al-Mujtahidnya Ibn Rusyd atau Subul As-Salamnya Ash-Shan’ani.
Pada pendapat saya, boleh saja seorang wanita menjadi imam shalat dalam keluarganya jika suaminya sedang tidak ada, atau suaminya sama sekali tidak bisa menjadi imam shalat. Atau bisa juga menjadi imam shalat secara umum di suatu daerah jika di daerah tersebut tidak ada satupun laki-laki yg mampu menjadi imam shalat. Atau bisa juga menjadi imam shalat kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun jika memang mayoritas fuqaha kontemporer menyetujuinya dan memberi toleransi pada kasus seperti ini. Yg terpenting, apa yg di lakukan Amina Wadud jangan dulu dianggap sesat, Amina hanya menerapkan sesuatu yg dahulunya memang pernah ada. Tuduhan sesat adalah kalimat yg sangat berat dan sebetulnya hanya Tuhan yg tau tentang siapa yg sesat. Wallahu a’lam bis-shawab, wa’ilmuhu atam.
#5. Dikirim oleh Fatur rafael pada 11/03 06:13 PM
Goenawan Muhammad dalam tulisan berjudul Mono.
Komentar Rafael; Identifikasi diri terhadap ma’na kata-kata Rasul “Aku tidak tahu” merupakan simbolisasi bagi sebuah keniscayaan umum manusia yang penuh dengan kelemahan dan ketidak tahuan. Semakin jauh manusia melanglang di ufuk pengetahuan, semakin banyak pula ketidak tahuan yang di rasa pada dirinya. Manusia memang tidak di haruskan untuk mengetahui segala sesuatu, bahkan karakter dunia yang di ciptakan begitu penuh misteri, banyak meninggalkan sesuatu yang manusia tidak tahu dan tidak akan pernah tahu untuk selama-lamanya. Tetaplah legenda bangsa Maya sebagai misteri, tetaplah Madain Shalih sebagai Misteri, tetaplah pilar-pilar Iram sebagai misteri dan ahirnya; tetaplah pula Tuhan sebagai misteri untuk selama-lamanya.
Jika Om GM menyukai ketidak tahuan Rasul tentang kapan kebangkitan Musa dan atau ada pengeculian Tuhan terhadapnya. Saya lebih suka pada kritikan Tuhan terhadap Musa ketika dia berdiri di tengah kaumnya dan mendakwakan diri sebagai yang terpandai di dunia. Arogansi Musa langsung mendapat teguran Tuhan bahwa di belahan dunia lain masih ada yang lebih alim dan lebih shalih dari pada Musa. Tuhan menitahkan Musa untuk belajar padanya (Al-Hidhr). Setelah melalui perjalanan panjang, Musa berhasil menemui dan belajar pada Al-Hidhr. Namun, maha suci Tuhan, ternyata Musa gagal menjadi murid yang baik bagi Al-Hidhr. Al-Hidhr memulangkan musa kembali pada kaumnya dalam keadaan kebingungan.
#6. Dikirim oleh Fatur rafael pada 03/03 03:25 PM
Abd Moqsith Gazali dalam; MUI dan pengharaman rokok.
Komentar Rafael; Perdebatan di sekitar hukum merokok adalah merupakan sejarah panjang di kalangan ahli agama (Islam), dan itu saya kira akan tetap berlangsung sampai kapanpun juga. Rokok dan hukumnya termasuk diantara sesuatu yg memang berada dalam lingkaran “Tuhan dan hal-hal yg tidak akan pernah selesai”.
Saya termasuk di antara orang yg tidak menyepakati apapun fatwa MUI, walaupun demikian sebagai orang yg berfikir bebas dan toleran saya tetap menghormati fatwa2 MUI itu yg merupakan bagian dari keragaman corak berfikir dalam lingkungan Islam.
Teman-teman, izinkan saya bercerita, mudah2an cerita ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi semua. Saya pernah konsultasi dengan seorang dokter spesialis “penyakit dalam” perihal masalah rokok ini. Saya bertanya padanya; anda kan seorang dokter, kenapa dari tadi saya lihat anda tidak berhenti merokok, bukankah itu tidak baik untuk kesehatan dan menurut dokter yg lain merokok bisa menyebabkan hancurnya paru2 dan berbagai penyakit lainnya, bukankah sesuatu yg membahayakan tubuh di haramkan agama? Dokter tersebut menjawab; O tidak, asal dari penyakit itu adalah sesuatu yang tidak bisa di deteksi oleh apapun maupun siapapun, bahkan oleh dokter yg paling expert sekalipun. Kata dia, penyakit itu datang langsung dr Tuhan, saya sudah banyak mendiagnosa pasien yg paru2nya hancur padahal dia sama sekali tidak merokok, sebaliknya saya juga banyak memeriksa pasien yg paru2nya bersih padahal pasien itu adalah pecandu rokok kelas berat, termasuk saya sendiri (dokter) adalah perokok kelas berat tp paru2 sy fine2 aja. Dokter itu menyambung lagi, secara teori medis orang yang terkena sinar matahari secara langsung dalam keadaan yg terus menerus akan terkena penyakit kangker kulit tp faktanya petani2 kita semua tetap segar bugar, belum pernah sekalipun saya mendengar atau melihat ada petani yg terkena kangker kulit, padahal mereka tiap hari terkena panas matahari secara langsung, bukankah jika merokok di haramkan bertani juga harusnya di haramkan? Saya dengan dokter itu terus terlibat dialog sambil dokter itu sesekali menyodorkan batang2 rokoknya pada saya, walaupun saya tidak begitu menyukai rokok tp demi menghormatinya saya menerimanya dan menyalakannya.
Tidak ada kesimpulan apapun yg ada dalam benak saya ketika saya keluar dari ruang dokter itu, cuma beberapa waktu kemudian saya jadi ingat tentang kaidah usul yg berbunyi “al-ashl fil-asy-ya’ al-ibahah”, Asal segala sesuatu adalah mubah kecuali terhadap sesuatu yg memang telah di hukumi haram secara mutlak, qath’i dan jelas oleh Qur’an maupun Hadits. Jadi karena tidak ada dalil yang pasti dalam Al-Quran maupun Hadits tentang hukum rokok ini saya lebih baik mengatakan kalau hukum rokok adalah mubah saja. Saya menganggap MUI lg becanda dengan fatwa haramnya itu, sebagai bentuk escapisme psikologis MUI dr segala terpaan badai kritik yg selama ini menghantam mereka.
Saya yang memang tidak begitu suka merokok tadinya berniat untuk berhenti sama sekali dari aktivitas merokok itu, tapi berhubung MUI mengharamakannya saya jadi mengurungkan niat untuk berhenti. Saya cuma ingin meyakinkan diri bahwa apa yg di fatwakan MUI itu bukanlah kebenaran yg tidak ada keraguan di dalamnya bahkan sebaliknya bisa jadi apa yg MUI fatwakan adalah merupakan kesalahan yg tidak ada keraguan padanya. Salam MUI!!
#16. Dikirim oleh Fatur rafael pada 27/02 10:07 AM
Novriantoni Kahar dalam, Petuah Roy untuk Obama.
Rafael; Tidak di pecah belah Iranpun sebetulnya pemimpin-pemimpin Arab dari dulu memang tidak bisa bersatu. Nampaknya watak ‘ashobiah kesukuan yg dari dulu mewarnai segala sejarah peperangan di antara kabilah-kabilah Arab tidak hilang hingga masa kini ketika zaman semakin beranjak modern. Sebetulnya apa yang di lakukan Mahmud Ahmadi Nejad dengan segala provokasinya adalah semata-mata agar para pemimpin Arab sadar diri dan bersatu padu dalam rangka menghentikan segala sepak terjang israel yg semakin lama kian tidak bisa terkendali.
#1. Dikirim oleh Fatur rafael pada 24/01 02:27 AM
Abd Moqsith dalam, Meuju perdamaian abadi Israel-Palestina.
Rafael; Ada hadits Nabi yg berbunyi Idza dzallatil-’arob dzallal-islaam, apabila bangsa arab menjadi bangsa yg hina maka Islampun akan hina pula, mafhum mukholafah dr hadits tersebut adalah Idza ‘azzatil-’arob ‘azzal-Islaam, apabila negeri arab berjaya maka Islampun akan jaya. Jika kt mencermati lebih jauh maka kt harus merevisi ulang apakah betul bahwa hadits tersebut adalah hadits sahih sebab hadits tersebut bertentangan dg fakta nyata bahwa negara-negara Arab adalah negara pengecut yg tidak bisa membela arab Palestine sebagai kawannya sendiri bahkan yg lebih parah ketika Liga arab mengadakan pertemuan untuk membahas masalah Palestine mereka bukannya mencari solusi yg paling cepat dan tepat agar Palestine segera keluar dr tekanan israel justru mereka saling menghujat satu sama lain di tambah lagi dengan adanya pernyataan panas dari Mahmud Ahmadi Nejad yg mengatakan bahwa bangsa arab turut terlibat dalam pembantaian warga Palestine oleh tentara israel. Nampaknya perdamaian abadi di timur tengah hanyalah harapan semu jika negara-negara Arab tidak mau bersatu padu untuk menghentikan segala rencana israel yg cenderung destruktif.
#11. Dikirim oleh Fatur rafael pada 23/01 05:56 PM
Abd Moqsith dalam, Lia Aminuddin dan problem penghapusan agama.
Rafael; Lia aminuddin sebetulnya cuma setingkat dengan dukun perempuan yg ada di kampung saya, seorang perempuan yg tdak mengerti apapun tentang masalah agama tapi jika ada yg memasuki tubuhnya dia jadi terlihat begitu pandai. Menurut pengakuannya kadang yg masuk adalah arwah wali songo, kadang tuan Abdulqadir jilani, kadang Muhammad SAW, kadang Jibril as si roh kudus itu bahkan yg lebih fantastis adalah kadang Tuhan yg memasuki dirinya. Dia bisa berbicara dg suara, dialek dan bahasa yg berbeda, bisa menerangkan tafsir quran seluas2nya dan macam2 keanehan lagi. Begitu pula yg terjadi dg Lia edenudin, menurut salah seorang mantan pengikutnya Lia sebetulnya tidak mengerti apa2 masalah agama tp jika dirinya sedang extase dan kemasukan arwah, entah itu mengaku jibril atau siapa, Lia mendadak jadi mengerti banyak hal dan bisa menafsiri Alquran. jadi Saya lebih suka menganggap Lia hanya sebagai dukun yg tersesat jalan yg semakin lama semakin tersesat dan perlu segera di selamatkan.
Terlalu besar jika membandingkan apa yg di lakukan Lia adalah seperti apa yg telah di lakukan yesus terhadap agama yahudi, dan apa yg telah di lakukan Muhammad SAW terhadap agama kristian. sebab apa yg telah di lakukan ke 2 orang itu telah berhasil merubah sebuah peradaban ke arah yg lebih baik sementara apa yg telah di lakukan Lia hanya menambah keruh suasana Indonesia saja di tengah kekeruhan yg begitu panjang mewarnai negeri ini.
#9. Dikirim oleh Fatur rafael pada 23/12 05:52 PM
Bersambung...