Kamis, 27 November 2008

Ada apa dengan maut?

Bervariasi manusia dlm menyikapi kematian, semua tergantung ilmu, iman dan karakternya. ada yg cuek bebek, ada yg takut kadang-kadang, ada pula yg memiliki ketakutan yg permanen terhadap kematian seperti halnya para nabi dan orang-orang yg shalih. namun demikian pd dasarnya orang awampun memiliki rasa takut terhadap kematian meskipun ketakutan itu masih sebatas takut di kubur dan berpisah dg dunia, untuk itu orang lalu berusaha keras untuk menghindar dr kematian, hal ini di tandai dg enggannya mereka merasakan sakit, sakit sedikit saja pontang panting mereka berusaha mencari obatnya agar penyakit tidak lebih parah dan kemudian mati tentunya, tetapi sekali lagi..kematian tak dapat di kalahkan. tua, muda, kaya, miskin semua kan menjadi menjadi santapan kematian hanya saja model dan taqdir kematiannya yg berbeda satu sama lain, ada yg dg cara normal dan ada pula yg mengenaskan.

Saudaraku...kematian bukanlah ahir dr perjalanan hidup, justru kematian adlh awal dari kehidupan baru di ahirat, belum tentu pula ahirat adalah merupakan tempat bagi peristirahatan terahir, maut lebih tepatnya di katakan sebagai awal dari kegelisahan karena harus mempertanggung jawabkan semua yg telah di lakukan di dunia di hadapan pengadilan mungkar dan nakir.

Sekarang mari kita lihat kondisi manusia yg mengalami kematian, tubuh terbujur kaku pucat pasi dan membiru lalu di mandikan, di kafani, di sholati dan kemudian di antarkan oleh orang banyak menuju tempat perhentian terahir di dunia dengan derai airmata keluarga dan orang-orang yg di cintainya lalu di masukkan di pojok lahat yg gelap dan sunyi di timbun dg tanah basah, di dalam kubur dia dalam keadaan bergetar takut melewati saat-saat yg sangat genting, saat yg menentukan perjalanan selanjutny dalam pengembaraan ahirat. Di saat itulah ketika para pengantar telah kembali pulang sang mayat di dudukkan oleh mungkar dan nakir untuk menjawab setiap pertanyaan yg akan di ajukan padanya..iman, ilmu, amal dan segala yg penah di lakukan semua akan di pertanyakan apa bila bisa menjawab dengan lancar dan benar maka itulah awal dari perjalanan yg indah dan dia akan terbebas dari siksa kubur namun jika lidahnya kelu dan tidak bisa menjawab itulah awal dari segala petaka yg akan terus menerus di temuinya pd perjalanan selanjutnya....

Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qobri..Ya Allah Aku berlindung padamu dari 'adzab kubur.