Di setiap saya membaca al-Quran, manakala telah sampai pada surah al-An'am ayat 126, dan surah Hud ayat 107 dan 108, acapkali hati tergelitik, fikiran tergoda dan iman terhadap kekalnya neraka dan surga sedikit terguncang. Di dalam surah al-Anam 126 dan surah Hud 107 di jelaskan bahwa manusia yang celaka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, kecuali apa yang di kehendaki oleh Tuhan; dan pada surah Hud 108 di jelaskan juga manusia yang berbahagia akan kekal di dalam surga selagi langit dan bumi masih ada, kecualia apa yang di kehendaki oleh Tuhan pula.
Ketiga ayat ini juga sebetulnya telah lama menjadi perbincangan hangat di kalangan para ulama, mengingat di dalam ayat-ayat yang lain ada juga yang menerangkan bahwa mereka yang masuk neraka akan kekal di dalamnya untuk selamanya dan tidak akan pernah keluar lagi. Perbincangan terus melebar pada apakah mereka yang kekal di neraka itu dulu sewaktu hidup di dunia sama sekali tidak punya jasa baik, sehingga tiada ampun baginya keluar dari neraka? Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak berpegang dengan tali Islam, yang tidak percaya pada Tuhan Allah, Nabi Muhammad Saaw maupun al-Quran? Padahal barangkali saja mereka tidak memeluk Islam karena belum ada keterangan yang nyata yang datang kepada mereka. Adapula yang merangkai-rangkaikan hal neraka dan surga dengan urusan takdir.
Sesungguhnya, apa pentingnya bagi Tuhan mentakdirkan seorang manusia, dari sejak lahir ke dunia tidak menerima keterangan sama sekali tentang Islam, padahal selama hidup dia banyak berbuat baik, tetapi karena dia tidak Islam dia wajib masuk neraka dan kekal selama-lamanya di dalamnya tiada berujung? Padahal di dalam al-Quran pula di temukan ayat bahwa Tuhan mewajibkan pada dirinya sendiri untuk memberi rahmat pada hamba-hambaNya dan bersifat Rahman dan Rahim?
Di dalam ketiga ayat itu di temukanlah kata-kata penting untuk membuka hati dan fikiran ya'ni firmanNya: kecuali apa yang di kehendaki oleh Tuhan, penting juga di ketengahkan ujung ayat 128 al-An'am bahwa Tuhan mempunyai sifat yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui dan pada ujung surah Hud 107 di firmankan pula bahwa Tuhan Maha berkuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.
Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Nadhrah dia menerima dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa ketika membicarakan surah Hud ayat 107, "kecuali apa yang di kehendaki oleh Tuhanmu, sesungguhnya Tuhanmu Maha Kuasa Berbuat apa yang Dia kehendaki", bersabdalah Rasulullah Saaw: ayat ini telah memberi keputusan atas al-Quran betapa banyak ayat yang menerangkan kekal dalam neraka, maka dengan ayat 107 surah Hud inilah apa yang di maksud kekal itu.
Ada juga riwayat yang datang dari Umar bin Khathab, bahwa beliau berkata: meskipun penghuni neraka telah memenuhi neraka laksana pasir, namun pada suatu hari nanti mereka akan keluar juga dari dalamnya. Atau ada pula riwayat yang lebih jelas dari Abu Hirr: akan datang suatu hari tidak akan ada seorangpun yang akan tinggal di dalam neraka. Asy-sya'bi, seorang tabiin berkata pula: bahwa Jahannam itu sangat cepat penuh dan sangat cepat pula runtuhnya.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziah, di dalam bukunya Hadi al-Arwah, setelah mengkaji masalah ini panjang lebar dan membawakan dalil dari berbagai macam fihak tentang kekal atau tidaknya manusia di dalam neraka, mengambil kesimpulan bahwa neraka itu pada ahirnya akan di tutup. Manusia akan masuk ke dalam neraka menurut kadar dosanya yang akan di bersihkan. Berapa lama manusia di dalamnya semua adalah ada pada ketentuan Tuhan. Ada yang kekal di dalamnya selama neraka masih ada. Dan ada pula yang tinggal dalam neraka beberapa Huqub (an-Naba ayat 23). Satu Huqub adalah 80 tahun, dan ada pula yang kurang dari itu. Kemudian neraka itu akan di hancurkan oleh Tuhan, karena menurut pendapat Ibnu Qayyim sifat yang pokok dari Tuhan adalah Rahmat, Kasih dan Sayang. Kalau Tuhan menyiksa hambaNya bukanlah karena benci atau dendam. Bahkan kata Ibnu Qayyim lagi, Tuhan tidak berkepentingan untuk menahan hambaNya meringkuk di dalam neraka untuk selamanya. Dia berkata lagi, tidak ada manusia yang tidak ada kebaikan sama sekali dalam jiwanya. Manusia hanya di hukum menurut kadar dosanya. Dosa yang paling besar akan di balas dengan kekal di dalam neraka selama neraka masih ada, setelah itu neraka di tutup, sebab keperluannya tidak ada lagi, seluruh mahluk telah di bersihkan dosanya, lalu datanglah ampunan Tuhan. Tuhan itu 'afuwwun, mah pemberi maaf pada seluruh hambaNya. Wallahu a'lam.