Kawan, pernahkah anda menyaksikan sebuah pemandangan yang janggal namun terlihat indah? Saya menyaksikan keindahan itu pada saat berlibur ke Ambarawa kemarin.
Seorang wanita dengan busana biarawati, berjalan beriringan dengan seorang wanita berjilbab lebar sambil bergandeng tangan demikian akrabnya. Senyum sesekali menghiasi wajah mereka berdua.
Saya sempat tercengang dan tanpa sadar bergumam, seharusnya seperti itulah kehidupan. Agama, keyakinan, dan faham, boleh saja berbeda, namun, naluri kemanusiaan yang selalu rindu akan perdamaian, persaudaraan dan persamaan perlakuan, tidaklah dapat di pungkiri kemestiannya. Perwujudan dari naluri kemanusiaan itu, tercermin dalam firman Tuhan yang artinya: hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kalian berbagai macam suku dan bangsa, semata-mata agar kalian saling mengenal. (QS al-Hujurat 13).
Tidaklah harmonisasi kehidupan akan tercipta, manakala manusia terus mengeraskan urat leher, membengiskan wajah, mengepalkan tangan, dan menutup pintu hati pada yang lain, karena sebuah perbedaan yang tiada dapat di elakkan.
Rangkaian takdir manusia yang berbeda, meniscayakan segolongan manusia menjadi Budha, segolongan lainnya menjadi Nasrani, Islam, Hindu, dan bahkan Atheis, yang semuanya akan selalu menjadi rahasia Tuhan, sehingga manusia tidak perlu ikut campur dan mengadakan penghakiman atas manusia lainnya yang berbeda.
Andaikata penghakiman atas yang lain menjadi sesuatu yang absah di mata Tuhan, sudah barang tentu Ibrahim Khalilul-Lah akan lebih di cintai dan di dukung Tuhan, ketika beliau mengusir dan menolak seorang Majusi untuk makan bersamanya, faktanya justru Ibrahim yang di tegur Tuhan. Jangan pula di lupakan kisah kemarahan Umar ibn Khath-thab terhadap 'Amr ibn 'Ash yang merampas tanah milik seorang Yahudi dengan cara dzhalim, meskipun di atas tanah tersebut akan di dirikan sebuah masjid. Jika anda ingin, saya bawakan pula habar tentang kekalahan imam 'Ali dari seorang Yahudi ketika memperebutkan baju besi di hadapan seorang hakim yang beragama Islam, padahal jika mahluk yang berlabel Yahudi itu memang tidak berguna, tidak layak untuk di hormati dan padanya tidak perlu di tegakkan hukum yang adil, sudah barang tentu sang hakim akan memenangkan imam 'Ali karena beliau beragama Islam.
Mengahiri catatan ini, ingin saya kisahkan pula sebuah cerita yang sedikit lucu, ketika ayah saya masih hidup, rumah saya tidak pernah sepi dari tamu. Mereka datang dari berbagai lapis masyarakat, beraneka macam profesi dan beragam agama. Pada waktu itu hadir bertamu ke rumah saya seorang China beragama Khonghucu, kebetulan waktu itu akan di langsungkan acara dzikir bersama, melihat di antara tamu yang hadir ada yang beragama lain, ayah saya mewanti-wanti beliau agar ketika dzikir di mulai tidak usah ikut berdzikir. Entah karena tidak memahami atau memang karena mentalnya yang cuek, pada saat dzikir di mulai justru beliaulah yang bersuara paling keras, terdengar lucu dan janggal sehingga membuat kaget hadirin yang lain. Di antara hadirin ada pula yang tertawa tertahan, saya menghampirinya dan membisikinya, namun, di karenakan beliaunya tetap saja ndableg terpaksa saya bungkam mulutnya sampai acara dzikir selesai. Segenap hadirin tidak dapat menahan tawanya dan sang Khonghucupun ikut tertawa.
KOMENTAR TEMAN:
Nenk Enik pada 10 Juli 22:40
Segala sesuatu sudah ada takaran dan jatahnya,
Sementara kita tak bisa memilih peran hidup yang harus dijalani,
namun kita sering memandang yang lain dengan cara hidup kita dan melupakan bahwa orang lain berbeda dengan kita, bahkan lebih sering memaksa orang lain untuk sama dan sepaham dengan pola pikir, cara pandang kita. akhirnya yang tercipta jarak yang melebar antar manusia2 yang di anggap berbeda, padahal sebenarnya tidak.
Eulis Sartika pada 10 Juli 23:03
Bagi saya itu biasa,ayah saya seorang keturunan chinese beragama kristen,ketika saya memutuskan untuk berjilbab saat sma,justru beliau yang paling mendukung.akhlaknya baik,tapi hidayah memang hak prerogatif Alloh.
Saif Ibnu Shina pada 11 Juli 1:19
Top markotop pren.. Kiai dan pastur bisa mempertukarkan knalpot mobil,handpone atau baju kata ainun najib dalam buku kafir liberal.
Fatur Rafael pada 11 Juli 4:33
@mb Enik: mereka2 yg berlaku seperti itu, yg memaksakan adanya satu keseragaman dalam satu dunia, tanpa di sadarinya telah menentang sunnah Tuhan yg sangat jelas tidak menghendaki adanya keseragaman aturan dalam menuju kepadaNya. Tuhan hanya menginginkan masing2 mereka terus berlomba dalam memupuk segala amal baik selagi masih hidup di dunia, adapun utk segala pertentangan yg terjadi, biarlah kelak Tuhan saja yg akan menjadi hakimnya.. Lih: al-Maidah 48.
Fatur Rafael pada 11 Juli 4:48
@teh Eulis: hehe sama teh sy juga ada darah Chinesny meskipun sedikit, tdk jarang org bertanya pd sy apakah kamu China? Pd saat kerusuhan terjadi di mana2 tahun 98 sy jg hampir di amuk massa klo tidak di selamatkan Polisi.
Sy jg punya sahabat beragama kristian yg sll kirim SMS utk mengingatkan sy jika waktu2 shalat tiba, ketika sy lg BT&nongkrong ... Baca Selengkapnyadi terminal Lebak Bulus dia berkenan menemani sy dr pagi sampai sore, tiap waktu shalat tiba dia mengantarkan sy ke masjid, memang itu biasa2 saja. Yg sy maksud janggal itu seorang biarawati bergandengan akrab dg muslimah berjilbab lebar...
Fatur Rafael pada 11 Juli 4:53
@bro Saif: yg ku ingat dr buku itu cuma "Pilgrim Pope" dan konsorsium Setan sedunia, hahaha... selebihnya saya lupa, so bacanya cuma tamat satu kali, itupun sudah lama sekali, pd waktu bulan puasa kemarin sambil menunggu waktu buka..
Dewandono Aries pada 11 Juli 8:51
bolehkah sy minta petunjuk ttg ayat2 alquran yg meingatkan bhw yahudi & nasrani selalu memusuhi islam, sy bingung kalo ini di hub kan dg kebersamaan sebagai umat manusia, mhn pencerahan utk sy yg msh sdkt ilmu, terima kasih, smoga Allah slalu me ridhoi kita amin
Haydar Ali pada 11 Juli 9:26
Salam..
Mohon penjelasan tentang Rangkaian takdir manusia yg berbeda meniscayakan segolongan manusia menjadi.. O'ya crita imam ali na kurang lengkap ya.. Piss.
Fatur Rafael pada 11 Juli 13:37
@ mas Aries: Setahu saya ada beberapa ayat dlm al-Quran, yg menceritakan secara langsung interaksi antara Yahudi-Nasrani dan Islam, di antaranya al-Baqarah 120, al-Maidah 51 dan 82, al-Mumtahanah 8. Selebihnya banyak ayat-ayat lainnya yg menggambarkan kecaman Tuhan pd Yahudi dan Nasrani, itu wajar saja, wong Tuhan yg punya kuasa utk mengecam kok, sebagaimana kalau kt yang muslim ini bersalah Tuhan pasti akan mengecam kita juga...
Di antara ayat2 tsb yg paling banyak di kemukakan oleh mereka yg tdk suka adanya hubungan baik antara kaum muslim dg mereka adlh al-Baqarah 120. Yg artinya: Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada engkau (Muhammad) sehingga engkau ikut agama mereka.
Dua hal yg perlu di cermati dr ayat ini, 1. Tidak semua Yahudi dan Nasrani benci terhadap kaum muslim dan Nabinya, banyak diantara Yahudi dan Nasrani yg bersih jiwanya memuji kepemimpinan Nabi dan moralnya.
2. Kalaupun seluruh mereka benci ya wajar2 saja karena mereka menganggap bahwa agama merekalah yg akan membawa kesejahteraan hidup di dunia dan ahirat, berarti mereka adalah ummat yg punya tanggung jawab moral terhadap agamanya, bukankah kita yg muslim jg punya anggapan seperti itu?
Fatur Rafael pada 11 Juli 13:47
@ bro Haidar: piss men... Adakah ada tawar menawar antara kita dan Tuhan pada saat kita akan turun ke bumi? Seingat saya tidak ada ya, ujug2 kita lahir ke dunia ber-orang tuakan muslim, lingkungan muslim dll.. Begitu pula dengan mereka yg Budha, Hindu dsb mereka lahir tanpa ada konfirmasi dulu sebelumnya, agama apa yg akan mereka peluk nantinya.
Jika anda berkenan, tolong di lengkapi cerita ttg imam Ali itu ya bro skaligus sbg ralat dan kritik utk saya. Masalahnya sy baca buku cerita ttg imam Ali itu waktu sy SD dulu, sudah lamaaa sekali jadi persisnya sy lupa... Syukran..
Fatur Rafael pada 11 Juli 14:01
Tambahan: sy dulu pernah ke Ambon selama 15 hari, selama sy di sana semua yg melayani sy makan, penginepan dll adlh org2 kristen, pd waktu sy pulang mereka juga yg mengantar sy sampai bandara, saat menjelang terbang satu persatu mereka memeluk sy. Sy ketika di penginepan sll baca quran dg suara keras berarti otomatis mereka tau kalau sy adlh muslim apakah lantas mereka benci sama sy? Ga ada bukti tuh hehe...
Bahrul Alam pada 11 Juli 19:50
Di Amerika saya pernah hidup dengan keluarga Kristiani, dan mendmpingi mrk ke gereja setiap minggu. Sampai saat ini sy bersahabat dengan umat dari berbagai agama.. termasuk orang tua angkat saya yang kristiani. Tapi, keyakinan saya sebagai muslim tetap, dan mereka dengan agamanya juga demikian...ngk ada yang perlu dimasalahkan...Bahkan, saya tidak ... Baca Selengkapnyajarang menjelaskan tentang nikmatnya beribadah dalam islam kpd mereka... Subhanallah,, agama diciptakan tidak untuk saling memusuhi.. apalagi merasa kita paliong masuk surga,.. Mari saling tolong.. dan tunjukkan bahwa agama kita Rohmatan Lil Aalaamin..
Fatur Rafael pada 12 Juli 2:09
Iya pak Bahrul,.. Toleransi yg indah yg di kembangkan Nabi dan kaum muslim generasi awal kadang di nafikan oleh mereka yg seolah lebih bersemangat drpada Tuhan dg cara terus menanam kebencian di dada, sehingga darah selalu menggelegak manakala melihat manusia2 yg berbeda agama... Prasangka bahwa Yahudi dan Nasrani selalu benci terhadap kaum muslimin sudah pasti akan menimbulkan garis keterpisahan yg tdk seharusnya terjadi, karena, walaupun pernah ada rasa saling benci diantara Yahudi-Nasrani dan Islam, hal demikian tidaklah selalu dan tidak untuk selamanya... Wallahu a'lam
Sumber: facebook Fatur Rafael