Selasa, 22 Januari 2013

Maulid Nabi; Kelahiran yang Cetar Membahana

Nabi Muhammad Saaw adalah pribadi yang paripurna, manusia agung pilihan Tuhan, makhluk yang karenanya Tuhan berkenan menciptakan alam semesta. Tuhan berfirman: laulaaka ya Muhammad maa khalaqTu al-aflaaq, kalau tidak karena engkau wahai Muhammad Aku tidak mencipta alam semesta. Kelahiran manusia agung ini adalah sebuah keniscayaan bagi terang benderangnya alam semesta. Sungguh benar syair yang kerap di dendangkan penyanyi qasidah yang menggambarkan Muhammad sebagai matahari bumi, bahkan sejatinya dahsyatnya sinar Muhammad melebihi sinar matahari. Jika matahari bersinar di ufuk kesementaraan, maka sinar Muhammad tetap abadi di hati manusia yang tunduk dan patuh pada kebesaran Tuhan.

Sinar Muhammad tidak lekang oleh terpaan waktu yang demikian cepat bergerak, meskipun secara fisik Muhammad telah tiada ribuan tahun yang lalu, tetapi sinarnya senantiasa memancar di segenap penjuru bumi, menembus segala sekat kegelapan. Betapa kita sangat beruntung pernah 'mengenalnya', walaupun wajah teduhnya nan bercahaya tidak pernah kita lihat, tangan tebal nan lembutnya sebagaimana di gambarkan oleh para ahli sejarah tidak pernah kita jabat, suara lantang nan berkharismanya tidak pernah kita dengar, tetapi kita rela mengikuti jalannya meskipun dengan merangkak dan tertatih. Rasanya untuk menghormati kelahirannya yang cetar membahana itu tidak cukup kita ucapkan jazakallah 'annaa wa 'an waalidiinaa wa'an al-islaami khaira al-jaza' ataupun dengan hanya gegap gempita shalawatan sambil berjingkrak-jingkrak mengucapkan: marhaban yaa nuura al-'aini marhaban jadd al-husaini pada hari kelahirannya yang masih kabur.

Yang patut kita lakukan adalah bagaimana dengan segenap daya kita berusaha untuk membumikan ajarannya di tengah bermunculannya idola-idola palsu ummat manusia, di tengah taring-taring kejam musuh-musuhnya yang tiada berhenti menebar kebencian dan dendam padanya, di tengah ummatnya yang tiada berhenti saling memurtadkan, mengkafirkan, memusyrikkan, dan tindakan-tindakan hina lain yang tentu saja akan sangat mengecewakan hatinya. Kelahiran beliau adalah rahmat bagi semesta alam, tidak hanya manusia yang riang dalam menyambutnya, tetapi juga hewan-hewan, pepohanan, dan segala yang ada turut serta dalam kebahagiaan.


Oleh karenanya betapa amat celaka orang yang berkeras hati tidak mau mempercayainya, lebih celaka lagi mereka yang dengan sadar telah mengumbar cacian, hinaan, fitnahan, dan perlakuan-perlakuan lain yang tidak senonoh kepadanya. Betapa bodoh dan kerdilnya mereka padahal Tuhan yang Maha Kuat dan Tiada Tetandingi menjamin akan selalu menjaga kemuliaannya dari makhluk-makhluk durjana penuh angkara murka.


Di samping istri tercinta, 22 januari 2013