Minggu, 30 November 2008

Tentang roja' dan khauf

Roja' adalah harapan pada Allah dan khouf adalah perasaan takut pada Allah. Sesungguhnya roja' dan khouf adalah dua hal yg tak dapat di pisahkan, karena jika seseorang mempunyai roja' tapi tanpa di sertai dengan adanya khouf maka orang tersebut akan selalu berbuat ceroboh dan jika seseorang hanya memiliki rasa takut tanpa ada pengharapan orang tersebut pasti akan terbentur keputus asaan. jadi khouf dan roja' adalah seperti sayap burung jika sayap yg sebelahnya putus burung tersebut tdk akan bisa terbang dg sempurna.

Roja' adalah senangnya hati dalam mengharapkan sesuatu yg di inginkan tapi apabila tidak ada usaha dan langkah utk mencapainya itu bukanlah roja' tapi lebih tepat jika di sebut angan kosong atau kebodohan. para ulama ahli jiwa mengatakan bahwa dunia adalah ladang akhirat dan hati di ibaratkan sebagai tanah sedang iman adalah bibit yg di tebarkan, sikap yg taat adalah ibarat tanah yg siap utk di bajak dan kemudian di airi sehingga suburlah tanah itu. sedangkan hati yang keras dan kering oleh keserakahan dunia adalah laksana tanang keras yg gersang dan tidak bisa di tumbuhi benih. hari kiamat adalah hari panen tiba di mana seseorang tak dapat memetik sesuatu kecuali apa yg telah dia tanam. tidak ada benih yg bisa tumbuh kecuali benih iman, iman tak akan tumbuh subur dalam hati yg busuk dan ahlak yg buruk.

Demikianlah setiap orang mencari lahan yg baik utk di tanami dg benih yg baik pula, lalu di peliharanya dg memberikan pupuk atau yg lainnya yg di butuhkan utk kelangsungan hidup benih tersebut kemudian ia bersihkan duri atau rumput liar yg akan mengganggu pertumbuhannya, kemudian ia menunggu hasilnya maka penantian yg demikianlah yg di sebut roja'. akan tetapi jika benih di tanam di tanah yg keras lg gersang di dataran tinggi yg tdk bisa di airi, sementara sang penanam bersikap masa bodoh sambil menunggu hasilnya maka penantian yg demikian bukanlah roja' tp ketertipuan atau kebodohan.

Adapun khouf adalah merupakan cambuk yg di gunakan Allah utk menggiring hamba-hambanya menuju ilmu dan amal supaya dg keduanya manusia bisa dekat dg Allah swt. Khouf adalah kesakitan hati karena membayangkan sesuatu yg di takuti yg akan menimpa diri di masa yg akan datang, maka khouf akan dapat mencegah seorang manusia untuk berbuat ma'siat dan mendorong ketaatan pada Allah swt. kurangnya khouf pada seseorang akan menyebabkan dia menjadi orang yg lalai dan berani berbuat ma'shiyat sedang khouf yg berlebihan tanpa di barengi dg roja' akan menyebabkan orang menjadi pesimis dan gamang dalam menjalani hidup di dunia.

Kamis, 27 November 2008

Jum'atan

Tulisan ini terinspirasi ketika saya baru saja pulang dari melaksanakan ibadah sholat jum'at yg saya lakukan di masjid maqbulud-du'a dekat rumah, seperti biasa ritual itu di hadiri oleh ratusan muslim dari berbagai kalangan muda, tua maupun anak kecil. Saya lihat yang terbanyak dari mereka adalah tertidur pd saat khotbah berlangsung jadi mereka sebenarnya melaksanakan jum'atan hanya karena panggilan kewajiban dan tok hanya sampai sebatas itu padahal jika di renungkan secara mendalam sebetulnya ada hikmah yg banyak yg dapat di ambil dari peristiwa jumatan itu di antaranya mendengarkan peristiwa aktual keagamaan apa yg akan di sampaikan oleh sang khatib, tapi ya sungguh hadirin yg tertidur kala khotbah berlangsung itu tdk bisa di salahkan secara sepihak karena saya lihat dan dengar khatib selalu saja mengkhotbahkan sesuatu yg sudah kerapkali di putar tiap tahun dari teks-teks yg ada di perpustakaan masjid, sungguh membosankan. Namun demikian khatib yg tadi membacakan teks khotbah tidak separah khatib yg satunya lg yg biasa membacakan teks dalam bahasa arab full tanpa mengerti bahwa dominan dr para jamaah adalah buta terhadap bahasa arab jadi jamaah hanya menonton orang sedang berdiri di atas mimbar sambil mendengarkan perkataan yg sama sekali tidak di mengerti oleh mereka, ini adalah sesuatu yg sia-sia padahal dg pergulatan kehidupan yg semakin menyibukkan manusia mereka jarang sekali mau menghadiri kajian-kajian agama dan satu-satunya kesempatan waktu yg mereka punya adalah ketika hari jum'at datang. Ini seharusnya di manfaatkan utk para khatib untuk memberi pengajaran dan nasehat yg bermutu tp apa daya jika khatib tetap saja seperti itu maka masyarakatpun akan menjadi tetap seperti itu, mereka kerapkali mendengar khatib meneriakkan kata-kata taqwa tanpa menyentuh esensi dr taqwa itu sendiri, taqwa selalu saja berma'na sederhana menjauhi larangan dan menjalankan perintah, kayanya jika cuma seperti itu anak kecil juga tau dan entah sampai kapan khatib di masjid maqbulud-du'a dan para jama'ahnya melakukan ritual yg tanpa ma'na, kosong dan tidak berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari..

Ada apa dengan maut?

Bervariasi manusia dlm menyikapi kematian, semua tergantung ilmu, iman dan karakternya. ada yg cuek bebek, ada yg takut kadang-kadang, ada pula yg memiliki ketakutan yg permanen terhadap kematian seperti halnya para nabi dan orang-orang yg shalih. namun demikian pd dasarnya orang awampun memiliki rasa takut terhadap kematian meskipun ketakutan itu masih sebatas takut di kubur dan berpisah dg dunia, untuk itu orang lalu berusaha keras untuk menghindar dr kematian, hal ini di tandai dg enggannya mereka merasakan sakit, sakit sedikit saja pontang panting mereka berusaha mencari obatnya agar penyakit tidak lebih parah dan kemudian mati tentunya, tetapi sekali lagi..kematian tak dapat di kalahkan. tua, muda, kaya, miskin semua kan menjadi menjadi santapan kematian hanya saja model dan taqdir kematiannya yg berbeda satu sama lain, ada yg dg cara normal dan ada pula yg mengenaskan.

Saudaraku...kematian bukanlah ahir dr perjalanan hidup, justru kematian adlh awal dari kehidupan baru di ahirat, belum tentu pula ahirat adalah merupakan tempat bagi peristirahatan terahir, maut lebih tepatnya di katakan sebagai awal dari kegelisahan karena harus mempertanggung jawabkan semua yg telah di lakukan di dunia di hadapan pengadilan mungkar dan nakir.

Sekarang mari kita lihat kondisi manusia yg mengalami kematian, tubuh terbujur kaku pucat pasi dan membiru lalu di mandikan, di kafani, di sholati dan kemudian di antarkan oleh orang banyak menuju tempat perhentian terahir di dunia dengan derai airmata keluarga dan orang-orang yg di cintainya lalu di masukkan di pojok lahat yg gelap dan sunyi di timbun dg tanah basah, di dalam kubur dia dalam keadaan bergetar takut melewati saat-saat yg sangat genting, saat yg menentukan perjalanan selanjutny dalam pengembaraan ahirat. Di saat itulah ketika para pengantar telah kembali pulang sang mayat di dudukkan oleh mungkar dan nakir untuk menjawab setiap pertanyaan yg akan di ajukan padanya..iman, ilmu, amal dan segala yg penah di lakukan semua akan di pertanyakan apa bila bisa menjawab dengan lancar dan benar maka itulah awal dari perjalanan yg indah dan dia akan terbebas dari siksa kubur namun jika lidahnya kelu dan tidak bisa menjawab itulah awal dari segala petaka yg akan terus menerus di temuinya pd perjalanan selanjutnya....

Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qobri..Ya Allah Aku berlindung padamu dari 'adzab kubur.

Minggu, 23 November 2008

Menjelang tidur

Rosulullah Saaw adlh hamba Allah yg paling suci, dia tdk pernah sedikitpun berbuat durhaka pd Tuhannya walau sekejap mata, maka patut baginya mendapat cinta Allah yg tiada terbatas, selalu di jaga dr sgala dosa dan marabahaya, dialah org yg mendapat ampunan Allah sepanjang hayatnya...

Ah mau nulis panjang tp mata dah ngantuk duluan mending baca doa sebelum tidur aja lah Bismika Robby wadho'tu janby wa bika arfa'uh, in amsakta nafsii faghfirlahaa wa in arsaltahaa fahfadzh-haa bimaa tahfadzhu bihaa 'ibaadakash-sholihiin..

Maut yg terus mengintai

Sejauh-jauh bangau terbang pulangnya pasti ke kandang, ungkapan ini mewakili akan hakikat kehidupan manusia yg segalanya berujung pd kematian. Maut yg manusia enggan mengenalnya bahkan terkesan membencinya adalah tamu yg bgaimanapun akan datang menemui manusia dg pasti. Maut akan menjemput ruh manusia yg sejatinya adlh milik Allah swt. Bagaimanapun hakikat maut semua tergantung pd iman dan amal masing-masing, bila baik maka maut kan menjadi berita gembira bg pemiliknya tp bila buruk maka akan menjadi petaka yg abadi buat pemiliknya..
Wahai saudaraku, siapkan bekal dan solusinya.

Maut jauh lebih mengerikan drpada petir, ia secara pasti akan menyambar nyawa siapapun, di ruang, tempat dan kondisi yg tiada bisa terhalang, ia merupakan jatah dr setiap yg bernyawa tanpa bisa di tawar apalagi di suap, ia menjemput dengan tiada peduli manusia siap ataupun tidak, ia kan tetap bersikeras menyeret mangsanya ke liang kubur. Maut bersama malaikat mencabut ruh, membuat tubuh merasakan sekarat dan sakit yg tiada tara sampai mata terbelalak melepas perpisahan jiwa dan raga.

Meski kematian sering terjadi di sekitar kita dan ikut terlibat dalam prosesinya tapi pelajaran yg semestinya di ambil sering terbuang percuma, alangkah jahil dan bodohnya hati yg tidak bisa bergetar dan diri yg tidak memiliki kewaspadaan bahwasanya maut tak lepas mengintai kita pula di setiap ruang, waktu bahkan kerdipan mata. Seolah kata maut tak beranonim dan diri mengira hidup akan abadi hingga tanpa di sadari tau-tau maut telah melempar kt ke liang kubur...

Saat itulah penyesalan yg tiada guna datang menghampiri kita, kita yg selama hidup selalu lalai terduduk dalam tangis yg tiada tepermanai, maka sudah sepantasnya kita selalu ingat akan sabda Nabi : Aktsiruu dzikro hadimil-ladzat, almaut, perbanyaklah mengingat sang pemutus segala kelezatan hidup ya'ni maut, agar diri senantiasa sadar akan segala kesementaraan hidup ini.